Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Melihat Keberagaman di Indonesia

Kompas.com - 07/09/2015, 16:37 WIB
advertorial

Penulis


Indonesia, negara dengan penduduk yang berasal dari banyak suku, ras dan agama. Bhineka Tunggal Ika yang menjadi pemersatu dari Sabang sampai Merauke menjadi salah bukti bahwa Indonesia menghargai berbagai bentuk perbedaan tersebut.

Hal inilah yang membuat Zulkifli Hasan, selaku Ketua MPR RI lebih memilih mengundang anggota parlemen Kanada untuk mengunjungi Indonesia, yang direncanakan pada  Februari 2016. Padahal, kedatangan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash ke Gedung Nusantara III, Kompleks MPR/DPR RI, Senin (7/09/2015) untuk mengundang Zulkifli Hasan melakukan kunjungan ke Kanada.

Pilihan beliau mengundang para anggota parlemen Kanada tersebut agar dapat melihat langsung keberagaman agama dan suku yang hidup berdampingan dengan rukun di Indonesia.

“Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim mampu menjalankan proses demokrasi. Islam Indonesia berbeda dengan Islam di negara lain, ada Muhammadiyah, NU, Islam yang moderat yang saling menghormati. Saya ingin mengundang parlemen Kanada agar lebih mengerti dengan melihat langsung,’” tegasnya.

Mendengar Aspirasi Buruh

Setelah pertemuan dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash, beliau menerima kunjungan dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Sekitar 25 perwakilan dari DPP SBSI, Ormas, GAM, dan LSM meminta Zulkifli untuk menyampaikan aspirasi mereka ke pemerintah.

Muchtar Pakpahan, selaku Ketua Umum SBSI meminta pemerintah untuk menepati janjinya dalam menyejahterakan buruh dan mengurangi korupsi yang membuat buruh berpenghasilan semakin rendah. Selain itu, hadir juga perwakilan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang menolak PHK besar-besaran untuk para buruh, isu mengenai BPJS Kesehatan dan masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia juga dibahas dalam pertemuan ini.

Menurut beliau, banyak sekali isu-isu yang berkembang mengenai buruh di Indonesia. Satu pesan yang harus diingat ialah jangan mudah untuk terprovokasi dengan isu-isu tersebut. Pastikan kebenarannya terlebih dahulu dan jangan langsung terpancing emosi.

“Kemarin buruh mengingatkan, tentu besok akan melawan, itu haknya buruh. Tapi sekali lagi saya katakan, kita ini hati-hati jangan sampai kita ini terpancing dengan negara lain. Tidak ada yang suka Indonesia ini maju, mengalahkan Singapura, Malaysia, dan Australia, kalau bisa kita itu kita terpecah belah. Jadi kita harus hati-hati. Kalau kita cinta NKRI, mengkritik boleh tapi kalau kita tidak suka ada jalannya. Demo boleh, menyampaikan pendapat juga silakan tapi jangan anarkis. Jadi, kalau orang mau mengadu kita tidak bisa dan kepercayaan kepada Indonesia tidak berkurang,” terang beliau.

Beliau juga berjanji akan menyampaikan aspirasi para buruh kepada pemerintah dan lembaga yang menangani masalah seperti BPJS dan Ketenagakerjaan. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com