JAKARTA, KOMPAS.com — Teten Masduki menceritakan proses dirinya yang ditunjuk secara mendadak oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Rabu (2/9/2015) pagi. Teten mengaku sempat protes ke Jokowi karena diberi tahu secara mendadak, tanpa ditanya mengenai kesiapan dalam mengemban tugas baru itu.
Teten menyampaikan hal tersebut saat proses serah terima jabatan dengan Kepala Staf Kepresidenan sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (3/9/2015) pagi tadi. Teten memulai sambutannya dengan menyambung sambutan Luhut sebelumnya yang bercerita bahwa kehidupan tak bisa diprediksi.
"Saya kira betul Pak Luhut, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya bekerja, tanpa kita mau apa begitu. Kemarin saya langsung ke Presiden, saya pamit. 'Pak, Bapak sekarang sudah menang'," ujar Teten yang juga mantan tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla dulu.
Setelah pamit pasca-kemenangan Jokowi-JK dalam Pemilu Presiden 2014 lalu, tiba-tiba saja pada Januari 2015, Teten diminta masuk ke Istana oleh Andi Widjajanto yang saat itu masih menjadi Sekretaris Kabinet. Teten pun kemudian membantu Andi menjadi salah satu anggota staf khusus.
Pada bulan Mei 2015, Presiden Jokowi kemudian menarik Teten untuk langsung menjadi anggota Staf Khusus Bidang Komunikasi. Teten pun bertindak layaknya juru bicara presiden yang menghubungkan Presiden dengan para wartawan Istana Kepresidenan. Namun, belum lama menjadi tim komunikasi, Teten tiba-tiba saja dipanggil Jokowi pada Rabu pagi.
"Kemarin, tanpa pemberitahuan sama sekali, saya dilantik jadi kepala staf. Jadi, saya agak protes ke Presiden, soalnya, 'Pak, ini bagaimana, nggak dikasih tahu, nggak ditanya siap atau tidak, sudah langsung dikasih tugas'," cerita Teten.
Teten pun memprotes Presiden yang menutup rapat penunjukan dirinya itu. Pasalnya, selama satu pekan sebelum dilantik, Teten hampir selalu mendampingi Kepala Negara dalam setiap kegiatan. Bahkan, Teten juga mendampingi Presiden untuk sekadar bersantai.
"Saya temani beliau, nggak cerita juga dia. Padahal habis itu duduk-duduk, nggak cerita juga," imbuh mantan aktivis anti-korupsi itu.
Namun, karena sudah diberi kepercayaan, Teten pun tak lagi mengeluhkan rentetan peristiwa serba-mendadak yang mengantarnya masuk dalam lingkaran utama Istana itu. Dia pun memuji kinerja Luhut yang selama ini dianggap sudah memuaskan Presiden.
"Kalau nanti ada hal-hal yang kurang tepat, saya tidak segan untuk memperbaiki," ucap dia.
Teten pun meminta agar kerja sama tim yang sudah diterapkan selama masa kepemimpinan Luhut tetap bisa dijaga. Pasalnya, Presiden membutuhkan tim yang kompak dan bisa bekerja cepat untuk bisa membantu Kepala Negara dalam membuat keputusan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.