Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Blokir Situs Penyebar Kekerasan dan Kebencian

Kompas.com - 02/09/2015, 22:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra, menyatakan, pemerintah harus secara rutin memantau situs-situs negatif penyebar paham kekerasan yang bisa mengancam perdamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia bahkan menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah pemblokiran terhadap situs radikal yang terbukti mempromosikan kekerasan dan kebencian.

"Situs-situs yang mengajarkan paham kekerasan, menghasut, ataupun menyebarkan kebencian memang harus diblokir," kata Azyumardi di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Menurut Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu, pemblokiran situs negatif adalah hal yang wajar dan dilakukan pula oleh pemerintah negara lain.

Ia mencontohkan, Pemerintah Tiongkok sangat aktif memblokir situs-situs radikal, dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) memblokir situs yang bertentangan dengan undang-undang dasar atau hukum.

Namun, ia menyarankan agar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bertindak bijaksana sebelum memblokir situs-situs tersebut.

Mengenai parameter radikal, menurut Azyumardi, hal itu tergantung dari tingkat pemikirannya. Kalau pemikirannya tidak lazim dan tidak diharapkan untuk menjadi panutan masyarakat umum, maka paham itu radikal. Misalnya, penggiat paham tersebut ingin melakukan perubahan secara cepat dan menyeluruh dengan cara-cara tidak konvensional.

"Kalau kemudian pikiran-pikiran radikal itu diwujudkan dalam bentuk aksi, seperti menaruh bom, ya itu berarti terorisme," kata dia.

Azyumardi mengakui ada penafsiran berbeda terhadap parameter radikal. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa radikal itu baik. Menurut dia, baik secara keagamaan maupun sosiologis, radikal tetaplah tidak baik.

Azyumardi menghargai upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk merangkul generasi muda guna menghindarkan mereka dari pengaruh paham kekerasan.

Namun, lanjut Azyumardi, dewasa ini, kelompok penyebar paham kekerasan tak lagi mengandalkan cara konvensional berupa dakwah dan ceramah. Mereka beralih ke internet yang memiliki jangkuan lebih luas sehingga pemantauan terhadap situs-situs negatif menjadi sangat penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com