"Tidak perlulah dubes-dubes usulan Presiden dijadikan polemik dan perdebatan di publik," ujar Charles melalui siaran persnya, Minggu (30/8/2015) pagi.
"Sangat prematur apabila ada anggota-anggota DPR yang sudah menilai bahwa dubes-dubes usulan Presiden itu tidak kompeten," ucap dia.
Charles mempertanyakan dari mana sesama rekan anggota DPR itu tahu bahwa nama-nama yang diusulkan tidak punya kompetensi, padahal fit and proper test Komisi I DPR RI terhadap mereka saja belum dilakukan. (Baca: "Jadi Dubes Itu Bukan Menerima Hadiah Hiburan bagi Timses Presiden")
Charles juga menyebut, mereka yang nyinyir terhadap dubes usulan Presiden, tidak melihat rekam jejak para calon dubes tersebut selama ini.
"Kalau sekilas lihat CV mereka, rata-rata punya track record baik dan mumpuni di bidangnya. Mayoritas yang diusulkan itu juga dipolmat karier yang sudah puluhan tahun malang melintang di bidang diplomasi internasional," ujar Charles.
"Yang dari kalangan nonkarier diplomat, tetapi pakar di bidang hubungan internasional. Misalnya, Rizal Sukma adalah pakar hubungan internasional, ada politisi senior Helmi Fauzi dan Alex Litaay dengan kematangan politik dia. Ini aset dalam menjalankan tugas sebagai dubes," ucapnya. (Baca: Pimpinan Komisi I: Komposisi Calon Dubes Terlalu Banyak dari Jalur Politik)
Charles menegaskan, usulan duta besar adalah hak prerogatif presiden. Ia yakin dubes-dubes tersebut telah melalui pertimbangan yang matang.
Beberapa poin yang menurut Charles menjadi pertimbangan Presiden, adalah persoalan tenaga kerja, hubungan ekonomi dan kemampuan para dubes di bidang marketing untuk mempromosikan produk atau destinasi pariwisata Indonesia di internasional.
Sebelumnya, kritik terhadap dubes usulan Jokowi justru datang dari pimpinan Komisi I DPR RI fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais.
Menurut dia, dubes-dubes itu bisa masuk usulan karena melalui jalur pollitik, bukan pertimbangan akan kompetensi. (Baca: Calon Dubes Pilihan Jokowi Dikhawatirkan Ganggu Diplomat Karir Kemenlu)
Hanafi pun akan menjadikan ajang fit and proper test para dubes untuk benar-benar memastikan kompetensi mereka.
"Jika mereka tidak perform di fit and proper test dan nekat dijadikan dubes, maka ini akan menjadi 'moral hazard' bagi komunitas diplomasi dan pejabat luar negeri Indonesia," ujar dia.
Berikut 33 nama calon duta besar usulan Presiden:
1. Husin Bugis Dubes untuk Uni Emirat Arab.