Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertarungan Terberat Capim KPK Ada di DPR

Kompas.com - 28/08/2015, 22:13 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partarungan terberat para calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi akan berlangsung saat fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di parlemen. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ikrar Nusa Bhakti menilai, proses seleksi di DPR rawan diwarnai politik uang.

"Uang di dalam fit and proper test lebih bicara dibandingkan dengan nalar," kata Ikrar, di Jakarta, Jumat (28/8/2015).

Menurut dia, ada kekhawatiran di antara anggota DPR bahwa capim KPK nantinya akan menjerat anggota DPR ketika sudah menjabat pimpinan KPK. Atas dasar itu, Ikrar menilai bahwa DPR akan cenderung menghambat capim KPK yang tak bisa diajak kompromi.

"Ada ketakutan DPR, hangan sampai pilih orang yang memakan mereka sendiri seperti yang terjadi dalam lima tahun ini bahwa orang-orang yang diamankan KPK adalah politisi-politisi DPR sendiri," kata Ikrar.

Tak bisa dipungkiri, lanjut dia, banyak politikus yang kasus hukumnya diproses KPK. Ikrar mencontohkan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang terjerat kasus suap dan gratifikasi terkait pemilihan kepala daerah di sejumlah wilayah. Sebelum menjabat Ketua MK, Akil adalah politikus Partai Golkar.

Atas dasar itu, Ikrar berharap pimpinan KPK yang terpilih nantinya adalah tokoh-tokoh independen. Ia juga mengingatkan bahwa Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK bertanggung jawab atas capim yang diloloskannya.

"Jadi kalau sampah yang masuk (DPR), maka sampah pula yang akan ke luar (lolos). Karena itu Pansel ini harus bertanggung jawab, ada atau tidak orang-orang yang akan diajukan kepada Presiden dan DPR yang masuk kategori sampah tadi," ujar Ikrar.

Tokoh lintas agama Romo Benny Susetyo berharap Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK tidak menghasilkan memilih orang untuk menempati posisi pimpinan KPK selama empat tahun ke depan. Menurut Benny, Pansel KPK harus memilih sosok yang tidak punya masalah terkait independensi, memiliki kredibilitas, kompetensi, kematangan emosi, serta memiliki rekam jejak yang baik. Pansel diharapkan tidak menentukan capim yang lolos seleksi hanya dari jawaban mereka ketika mengikuti seleksi tahap wawancara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com