Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Seharusnya Tak Kalah Penting dari KPK

Kompas.com - 28/08/2015, 13:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Anggota Ombudsman RI menyadari bahwa tantangan yang dihadapi Ombudsman saat ini adalah kurangnya pengetahuan publik tentang peran lembaga negara pengawas layanan publik itu. Pansel mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memahami bahwa Ombudsman tidak kalah penting dari Komisi Pemberantasan Korupsi dalam memangkas korupsi.

"Menurut saya, Ombudsman itu seharusnya tidak kalah penting dengan KPK. Kalau KPK urus korupsi tentang anggaran belanja negara, APBN, APBD, Ombudsman itu pantau pelayanan publik yang korupsinya dirasakan masyarakat langsung," ujar anggota Pansel Ombudsman, Zumrotin Susilo, dalam jumpa pers di kantor Sekretariat Negara, Jumat (28/8/2015).

Atas dasar itulah, Zumrotin menganggap Ombudsman seharusnya bisa diperkuat karena posisinya yang begitu strategis. Ombudsman bisa membantu masyarakat yang selama ini kerap menjadi obyek pemerasan kecil-kecilan dalam menghadapi pelayanan publik.

Zumrotin juga menekankan pentingnya keberadaan anggota Ombudsman dari kalangan perempuan. Menurut dia, banyak pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan perempuan, seperti dalam bidang kesehatan.

Sementara itu, anggota Pansel Ombudsman, Agus Pambagio, menyebutkan bahwa Ombudsman diperlukan untuk memangkas korupsi di sektor perizinan. Dia menilai sektor perizinan kini paling banyak dikorupsi sehingga anggota Ombudsman ke depan harus lebih sering turun ke lapangan untuk menemukan penyimpangan dalam perizinan tersebut.

Pansel berharap masyarakat dari berbagai latar belakang bisa mendaftarkan diri sebagai anggota Ombudsman. Pansel memutuskan memperpanjang masa pendaftaran hingga 3 September mendapat untuk benar-benar bisa menjaring orang-orang terbaik untuk duduk di Ombudsman. Hingga kini, jumlah pendaftar anggota Ombudsman mencapai 163 orang dengan 12 orang di antaranya merupakan perempuan.

"Dengan perpanjangan ini, kami berharap punya pilihan lebih banyak (calon) untuk bisa diserahkan ke Presiden dan selanjutnya menjalani fit and proper test di DPR dan akhirnya menjadi komisioner," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com