JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bareskrim Polri Komjen (Pol) Budi Waseso tidak mengubah pernyataan terkait tindakan yang akan dilakukan jika ada tokoh yang "di-stabilo merah" polisi tetapi terpilih menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Buwas, sapaan Budi, malah memaparkan langkah-langkahnya itu secara rinci.
Pertama, Buwas akan mengklarifikasi ke Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK atau Pansel KPK, mengapa tokoh yang menurut polisi tersangkut tindak pidana tersebut diloloskan menjadi pimpinan KPK.
"Saya panggil Pansel (KPK), saya klarifikasi, kenapa? Apa dasarnya orang ini diloloskan? Kan rekomendasi kami (Bareskrim) kan ada satu, dua, tiga, kami jelaskan," ujar Buwas di Mabes Polri pada Kamis (27/8/2015).
Buwas mengatakan, jika Pansel KPK meragukan kebenaran hasil penelusuran Bareskrim terhadap capim KPK yang dimaksud, seharusnya mereka segera mengklarifikasi hal tersebut ke Bareskrim. Sebab, menurut Buwas, penelusuran Bareskrim atas para capim KPK bukanlah main-main dan dilakukan secara resmi atas nama institusi.
Kedua, jika pansel sudah memberikan jawaban, Bareskrim akan menganalisisnya. Buwas menegaskan bahwa pihaknya sangat menghormati pansel beserta keputusannya.
"Kalau (tetap) dipilih juga enggak apa-apa. Namun, pada kemudian hari, jika kami menangani kasus itu, dan naik ke penyidikan, dan yang bersangkutan menjadi tersangka, saya jangan dibilang mengkriminalisasi ya," ujar Buwas.
Buwas pun menolak jika pernyataan tersebut dinilai sebagai bentuk ancaman terhadap Pansel KPK. Ia juga menolak jika disebut mengintervensi kerja panitia.
Buwas dianggap mengancam
Sebelumnya, Buwas mengatakan, Polri akan membuka hasil penelusuran pihaknya kepada publik jika ada calon yang mendapat catatan Bareskrim, tetapi dinyatakan lolos oleh Pansel KPK.
"Jika nanti ada yang diloloskan, akan saya perlihatkan, kami buka ke masyarakat (hasil penelusuran polisi atas rekam jejak capim KPK). Masyarakat harus tahu atas dasar kejujuran," ujar Budi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Ia menekankan, Polri tak mau hasil penelusuran yang dilakukan hanya dianggap formalitas. Catatan penelusuran Bareskrim harus menjadi rujukan bagi Pansel KPK dalam memilih calon pimpinan lembaga tersebut.
Peneliti LBH Jakarta, Isnur, menilai, pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso soal seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan sebuah ancaman. Pernyataan Budi Waseso dianggap berbahaya bagi masa depan KPK.
"Pernyataan Buwas (Budi Waseso) itu, menurut kami, ancaman nyata untuk Pansel. Jelas, ini bahaya," ujar Isnur di kantor sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Kamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.