Menurut Bambang, suasana pasca-reshuffle justru hanya memberi gambaran buruk tentang soliditas pemerintahan.
"Nilai tambah dari reshuffle kabinet baru-baru ini sudah tidak ada lagi akibat insiden atau perang kata-kata yang melibatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Menteri BUMN Rini Soemarno," kata Bambang saat dihubungi, Minggu (23/8/2015).
Kendati insiden itu dinyatakan sudah diselesaikan di sidang paripurna Kabinet pada Rabu (19/8/2015) lalu, kata dia, publik tidak percaya bahwa penyelesaian itu akan membuat kabinet solid atau kompak.
Pernyataan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan setidaknya mencermikan luka yang dialami Kabinet Kerja belum kering atau belum sembuh benar.
Seusai menemui Wapres JK pada Jumat (21/8/2015) lalu, Luhut menegaskan bahwa menteri yang tidak sejalan dengan Presiden akan dibuang. Tema yang sama juga sempat dikemukakan Luhut di forum sidang paripurna kabinet Jumat lalu itu.
"Artinya, dari aspek soliditas, kerusakannya terbilang parah," ucap Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali ini.
Mau tak mau, kata dia, beban persoalan ini harus dikembalikan ke pundak Presiden Jokowi. Formula seperti apa yang akan dipilih untuk memulihkan kepercayaan publik kepada pemerintah hanya Presiden yang tahu.
Namun, upaya itu menjadi keharusan karena adanya dua tantangan yang cukup serius. Pertama, pemerintah dan semua elemen masyarakat ditantang untuk bisa menyelenggarakan pilkada yang jujur, bersih, dan aman di 269 daerah pemilihan. Ini sebuah pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia.
Kedua, tantangan eksternal meningkatnya ketidakpastian perekonomian global akibat perang nilai tukar yang melibatkan kekuatan-kekuatan utama ekonomi dunia, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, membuat depresiasi rupiah makin melebar.
"Untuk bisa menanggapi dua tantangan itu, Presiden harus mampu mengembalikan Istana sebagai sumber solusi bangsa karena Istana adalah pusat pemerintahan, bukan pusat kegaduhan seperti istana kampret di pohon rindang halaman Istana," ucap Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.