Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Pahami Kritik Jokowi untuk Media Massa

Kompas.com - 14/08/2015, 12:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh setuju dengan pidato Presiden Joko Widodo, yang meminta media massa tidak terlalu berpatok kepada rating. Tokoh pers yang kemarin dianugerahi Bintang Mahaputra Utama itu mengatakan bahwa kritik Jokowi tersebut sesuai dengan fakta.

"Kepada komunitas media, semua kawan-kawan dari media, kita justru butuh ini. Harusnya melihat ini sebagai feedback yang bagus," kata Paloh di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Bos Media Group itu mengatakan, pidato Jokowi mengenai media massa harus ditanggapi secara positif. Ia berharap penilaian Jokowi terhadap media massa itu dihormati sebagai respons obyektif terhadap peran media massa di Indonesia. (Baca Jokowi Ingatkan Media agar Tidak Hanya Mengejar "Rating")

"Saya pikir tidak salah dan menurut saya benar. Kita ada disorientasi juga, kalau mau instropeksi diri," ujarnya.

Menurut Paloh, saat ini sebagian media massa hanya berkiblat kepada rating. Ia merasa akan terjadi masalah luar biasa jika media massa hanya sibuk mengejar rating tanpa menimbang dampak setelahnya.

"Saya tidak katakan satu-dua media, hampir rata-media media. Jadi Presiden mengatakan kritiknya, menurut saya sih cocok," kata Paloh.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengingatkan agar media massa membantu pemerintah dalam meneguhkan nilai-nilai kebudayaan yang mengedepankan kerja produktif. Bukan sebaliknya, kebebasan yang dimiliki media justru digunakan untuk menyuarakan kepentingan pihak-pihak tertentu.

"Saat ini ada kecenderungan semua orang merasa bebas sebebas-bebasnya dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan. Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Jokowi mengatakan, masyarakat mudah terjebak pada histeria publik dalam merespons suatu persoalan yang terjadi, terutama jika persoalan itu menyangkut isu-isu yang memiliki dimensi sensasional. Kondisi itu diperparah dengan menipisnya budaya saling menghargai serta mengeringnya kultur tenggang rasa di masyarakat. Jika hal ini terus dibiarkan, kata Jokowi, dapat menghambat program aksi pembangunan, budaya kerja, dan tumbuhnya karakter bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com