JAKARTA, KOMPAS.com - Konsorsium Tiongkok telah menyerahkan hasil uji kelayakan kereta cepat Jakarta-Bandung kepada Presiden Joko Widodo. Informasi ini diungkap Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok, Xu Shaoshi, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8/2015).
"Kedatangan saya hari ini sebagai utusan khusus (Presiden) Xi Jinping untuk bertemu Presiden Joko Widodo untuk serahkan studi kelayakan yang diselesaikan konsorsium Tiongkok-Indonesia," ucap Shaoshi.
Ia mengungkapkan, dirinya juga telah bertemu dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Selanjutnya, Shaoshi akan bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago serta pejabat pemerintah lain yang terkait.
"Sejak lama kedua negara menjadi mitra dan sahabat yang baik. Maka kerja sama dua negara, tidak hanya berikan kesejahteraan pada masyarakat dua negara, tapi juga dorong pertumbuhan ekonomi di negara ini," ujarnya.
Ia menuturkan, dalam kurun delapan bulan ini, pemimpin negara Indonesia dan Tiongkok telah bertemu sebanyak tiga kali. Dalam pertemuan itu juga lahir kesepakatan mengenai inisiatif Tiongkok tentang jalur sutera abad 21, dan membuat Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Menurut Shaoshi, kerja sama Indonesia-Tiongkok harus ditingkatkan dan dikembangkan secara luas serta komprehensif. Salah satu simbol peningkatan kerja sama itu adalah program kereta cepat Jakarta-Bandung.
Dalam laporannya, Tiongkok memaparkan keunggulan kereta cepatnya. Yakni dengan jalur yang lebih panjang mencapai 150 kilometer, kecepatan lebih tinggi mencapai 350 kilometer per jam, dan rangkaian kereta yang lebih panjang. (Baca: Ini "Jualan" Tiongkok Terkait Kereta Cepatnya kepada Jokowi)
"Panjang total 150 kilometer, rasio jembatan terhadap terowongan 62 persen, dengan kecepatan 350 kilometer per jam," ucapnya.
Di sepanjang lintasan kereta akan dibangun delapan stasiun. Dimulai dari Halim dan akan ada ekstensi ke Manggarai serta Gambir. "Kereta cepat ini akan hubungkan kereta yang sudah ada dan Light Rapid Transit yang dalam rancangan," kata Shaosho.
Ia juga mengklaim kereta cepat buatan tiongkok mampu diwujudkan dengan harga yang lebih kompetitif.
"Proposal kami lebih baik. Dan kami bisa jamin proyek ini bisa rampung 3 tahun, yaitu groundbreaking akhir Agustus, mulai dikerjakan september, dan mulai tahun depan juga. Tahun 2018 selesai," kata Shaoshi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.