Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudhoyono Ingatkan Jokowi via Akun Twitter

Kompas.com - 09/08/2015, 17:00 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak berlebihan dalam menyikapi penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap presiden.

Menurut Yudhoyono, ada unsur subyektivitas dalam pasal yang mengatur mengenai penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden tersebut. Pasal ini dimasukkan pemerintah dalam rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang diajukan kepada DPR.

"Siapa pun, termasuk presiden, punya hak untuk tuntut seseorang yang menghina dan mencemarkan nama baiknya, tetapi janganlah berlebihan. Pasal penghinaan, pencemaran nama baik, dan tindakan tidak menyenangkan tetap ada karetnya. Artinya, ada unsur subyektivitas," kata Yudhoyono melalui akun Twitter, Minggu (9/8/2015).

Yudhoyono lalu menceritakan pengalamannya saat menjadi presiden selama 10 tahun. Selama memerintah, dia merasa ada ratusan perkataan atau tindakan yang menghina dan mencemarkan nama baiknya.

Salah satunya terjadi ketika foto resmi Yudhoyono sebagai presiden dibakar atau diinjak-injak dalam aksi unjuk rasa. Pernah juga ada aksi mengarak kerbau yang ditulisi nama SBY pada lambung kerbau tersebut.

Kendati demikian, Yudhoyono mengaku tidak menggunakan haknya untuk mengadukan perbuatan itu kepada polisi. "Kalau saya gunakan hak saya untuk mengadukan ke polisi, mungkin ratusan orang sudah diperiksa dan dijadikan tersangka," tutur Yudhoyono.

Yudhoyono menilai, pengaduan ke polisi hanya akan memecah konsentrasinya dalam bekerja sebagai presiden ketika itu. "Andai itu terjadi, mungkin rakyat tak berani kritik, bicara keras, takut dipidanakan, dijadikan tersangka. Saya jadi tidak tahu apa pendapat rakyat," sambung Yudhoyono.

Di lain pihak, Yudhoyono juga mengingatkan masyarakat untuk menyampaikan kritik kepada presiden dan wakil presiden secara santun, bukan melalui tindakan atau perkataan yang menghina atau mencemarkan nama baik kepala negara.

Masih melalui akun Twitter, Yudhoyono juga berpendapat bahwa hinaan terhadap presiden yang kerap dia terima dulu tidak lagi terjadi pada era Jokowi. Yudhoyono pun menyebut hal ini sebagai pertanda baik.

"Sekarang saya amati, hal seperti itu hampir tak ada. Baik itu unjuk rasa disertai penghinaan kepada presiden maupun berita kasar di media. Ini pertanda baik. Perlakuan 'negatif' berlebihan kepada saya dulu tak perlu dilakukan kepada Pak Jokowi biar beliau bisa bekerja dengan baik," ucap Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com