Pada pidato itu, Bung Karno menyebutkan Marhaenis adalah para pejuang yang bersama-sama tenaga rakyat hendak menumbangkan sistem yang menindas.
"Apa yang disampaikan Bung Karno adalah piagam, sekaligus amanat kita semua untuk tidak melupakan rakyat. Untuk tidak melupakan kaum Marhaen, untuk tidak melupakan rakyat yang melarat, atau rakyat yang dimelaratkan," ujar Jokowi.
Dia mengingatkan agar rakyat kecil mulai dari pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima, buruh tani, hingga rakyat di wilayah perbatasan dan pulau terluar tak disepelekan.
"Kita tidak boleh berjarak dari rakyat dan menjadi steril dari rakyat. Sekali lagi, tidak berjarak," kata Jokowi.
Jokowi menyadari jalan untuk mewujudkan bangsa yang mandiri bukanlah hal yang mudah. Ia menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia mulai dari kedaulatan teritorial, pencurian ikan, narkoba, hingga pembalakan dan penambangan liar. Namun, Jokowi yakin tantangan itu bisa diatasi jika persatuan bisa dijaga untuk melawan segala ancaman bangsa.
"Kita harus berani tegas dalam hadapi ancaman pada kepentingan nasional. Kita harus tegas, tanpa kompromi terhadap para mafia yang merugikan kepentingan nasional, mulai dari mafia migas, mafia impor pangan, illegal fishing, illegal mining!" ujar Jokowi.
Hadir dalam pembukaan Kongres III PA GMNI ini adalah Ketua Umum PA GMNI Soekarwo, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Sekjen PA GMNI Achmad Basarah, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.