Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Suami-Istri Berpotensi Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah

Kompas.com - 06/08/2015, 17:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com – Muhammadiyah dibentuk pertama kali oleh Kiai Ahmad Dahlan. Bersama istrinya, Siti Walidah yang menjadi pendiri Aisyiyah, keduanya membawa dua organisasi massa itu menjadi salah satu ormas islam terbesar di Indonesia.

Kini, regenerasi kepemimpinan di kedua ormas itu berpotensi terulang kembali seperti di masa awal pembentukannya. Hasil penghitungan suara Muktamar ke-47 Muhammadiyah menempatkan Haedar Nashir di posisi teratas dengan perolehan dukungan 1.947 suara.

Sementara, istri Haedar, Siti Noordjanah Djohantini, juga menempati posisi teratas pada pemilihan calon ketua umum PP Aisyiyah.

“Itu mengulang 100 tahun lalu. Tapi di luar kehendak mereka, karena dari dukungan muktamirin,” kata kandidat ketua umum PP Muhammadiyah Dadang Kahmad di Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis (6/8/2015).

Menurut Dadang, sebagai pemilik suara terbesar, keduanya berpotensi menjadi pimpinan di kedua ormas itu. Alhasil, jika itu terjadi maka sejarah pendirian PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah akan terulang kembali.

“Enggak apa-apa. Zaman Pak Ahmad Dahlan dan istrinya dulu juga jadi ketua Aisyiyah,” ujarnya.

Baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah, keduanya telah merampung proses penghitungan suara. Meski begitu, hingga kini belum ditentukan siapa yang akan menjabat posisi ketua umum di kedua ormas islam itu.

Proses penunjukkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah rencananya akan dilangsungkan malam ini. Sebanyak 13 calon ketua umum terpilih akan menggelar rapat musyawarah untuk menentukan siapa ketua umum baru periode 2015-2020.

Sementara, proses penunjukan ketua umum di Aisyiyah ada sedikit perbedaan. Saat ini baru ada tujuh besar pemilik suara yang didapuk sebagai anggota formatur. Ketujuh orang itu nanti malam akan menggelar musyawarah untuk menunjuk enam orang lain sebagai anggota formatur.

Hasil musyawarah malam ini akan dibawa saat sidang pleno, Jumat (6/8/2015) esok. Setelah itu, mereka akan kembali bermusyawarah untuk menentukan ketua umum yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com