Akhir 2015 mendatang, Pilkada serentak untuk pertama kalinya dilaksanakan dalam perjalanan politik Indonesia. Pemilihan kepala daerah ini bukan hanya menjadi ajang menemukan pemimpin baru di daerah, tetapi sekaligus menjadi titik pencerahan untuk bangsa.
Terkait Pilkada serentak 2015, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan rakyat patut mendahulukan kepentingan dalam cakupan yang luas, yakni bangsa dan negara, dibanding kepentingan pribadi. Momentum Pilkada belakangan memunculkan persaingan dalam bentuk pemboikotan. Pemimpin yang dicintai rakyat dan dinilai berprestasi dianggap sulit ditandingi sehingga ada partai politik yang tak mengajukan calon kepala daerah. Tujuannya, agar Pilkada ditunda penyelenggaraannya.
"Saya tidak setuju teman-teman berpikir pendek, misalnya memboikot satu pihak. Cara pandang itu kurang mendidik," ujar ia dalam pidatonya di Seminar Kebangsaan "Peneguhan Gerakan Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur" di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu (1/8/2015).
Pencerahan memang menjadi visi utama yang ingin dibawa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Surabaya (IMM UMSurabaya) lewat seminar ini. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Surabaya Mahsun Jayadi mengatakan persoalan kebangsaan tetap aktual sampai sekarang.
"Isu kebangsaan sangat dirasakan oleh umat bangsa ini. Bukan hanya persoalan ekonomi, pengangguran, lapangan kerja sulit, tapi juga persoalan keteladanan. Krisis keteladanan dan kepemimpinan," katanya Sabtu lalu.
Pencerahan itu, menurut pemuda Muhammadiyah, sejalan dengan pesan mendasar yang digagas Muhammadiyah yakni Islam berkemajuan dan Indonesia berkemajuan. Untuk mewujudkan itu, pemuda Muhammadiyah bergerak dalam koridor "memajukan kesejahteraan umum" dan "mencerdaskan kehidupan bangsa".
Menurut Zulkifli, mencerdaskan kehidupan bangsa tidak cukup hanya dengan pendidikan, melainkan juga dengan ditanamkannya sikap kebangsaan dalam bertoleransi atas kemajemukan Indonesia.
"Bayangkan kalau tidak ada pencerahan, saudara-saudara di Timur Tengah itu baku hantam. Itukah pencerahannya? Jangan kita ramai soal NU- Muhammadiyah, sejatinya kita ini bersaudara, satu nenek moyang," kata ia.
Pencerahan berarti, menurut Zulkifli, memandang jauh ke depan untuk kepentingan bersama, demi mewujudkan Indonesia berkemajuan. Di momen Pilkada serentak inilah bangsa Indonesia diajak belajar menghilangkan ego masing-masing dan mendahulukan kepentingan masyarakat luas, dengan cara berkompetisi sehat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.