Penurunan luas lahan yang mengering, bahkan puso, itu diklaim karena pemerintah melakukan antisipasi sejak dini dengan memperbaiki dan membangun saluran irigasi untuk 1,3 juta hektar. Pemerintah juga mendistribusikan mesin pompa air kepada petani.
"Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kekeringan yang melanda lahan pertanian. Pemerintah melakukan upaya pengendalian secara maksimal sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap produksi pangan nasional," ujar Amran saat panen kedelai dan padi di Desa Kalimati, Kecamatan Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (30/7).
Menurut Amran, lahan tanaman padi yang mengalami kekeringan sekitar 200.000 ha setiap tahun. Dari lahan seluas itu, 25.000 ha puso (gagal panen). Tahun ini, selain angka kekeringan dan puso turun, ada tambahan luas tanam periode Oktober 2014-Maret 2015 seluas 400.000 ha.
Kalau terjadi El Nino kuat yang menyebabkan 150.000 ha lahan tanaman padi menjadi puso, menurut Amran, masih tersisa cadangan 250.000 ha yang panen.
Untuk memaksimalkan antisipasi kekeringan, Kementerian Pertanian membentuk tim khusus di seluruh Indonesia. Semua bupati dan wali kota di Tanah Air juga diminta melapor apabila terjadi bencana kekeringan di wilayahnya sehingga bisa ditangani sejak dini.
Amran meminta warga tidak khawatir dengan bencana kekeringan yang melanda pertanian. Sesuai ramalan Badan Pusat Statistik, tahun ini ada peningkatan produksi gabah 5,5 juta ton secara nasional. Selain itu, hujan di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan, juga sudah turun.
Terburuk dalam 17 tahun
Sebaliknya, warga Kota Batam, Kepulauan Riau, diminta bersiap menghadapi musim kering terburuk dalam 17 tahun terakhir. Kekurangan air mungkin melanda kota itu. Permukaan waduk sumber baku air minum di kota itu pun mulai menyusut.
"Tahun ini paling buruk. Hujan lebih sedikit dibandingkan lima tahun terakhir. Permukaan waduk turun mencapai level yang paling rendah sejak dibuat," ujar Manajer Komunikasi PT Adhya Tirta Batam (ATB) Enriqo Moreno, Kamis di Batam. ATB adalah penyedia tunggal air bersih yang bersumber dari waduk.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Batam Phillip Mustamu menuturkan, beberapa hari terakhir sudah turun hujan di Batam.
Kekurangan air
Dari Jawa Timur dilaporkan, saat ini 23 dari 44 waduk di Kabupaten Lamongan tidak ada airnya lagi. Lahan pertanian seluas 1.321 ha di kabupaten itu pun kekurangan air. Bahkan, 552 ha tanaman padi dan 391 ha tanaman jagung gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Aris Setiadi menyebutkan, tanaman padi dan jagung yang puso itu terdapat di Kecamatan Solokuro, Kedungpring, Bluluk, dan Modo.
Sejumlah petani di Lamongan berusaha mempertahankan tanaman jagung agar tak mati dengan mengangkut air dari telaga yang berjarak sekitar 1 kilometer dari sawah, seperti dilakukan Khasirun (65), warga Desa Sumberrejo, Kecamatan Lamongan Kota. Dia dibantu anaknya mengangkut air danau dengan gerobak.