Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Beberkan Kronologi Insiden di Tolikara

Kompas.com - 23/07/2015, 13:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan bahwa kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, 17 Juli 2015, berawal dari adanya surat dari Badan Pekerja Wilayah Tolikara Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Surat itu berisi larangan bagi umat Muslim untuk mengadakan shalat Idul Fitri di Tolikara.

"Larangan itu dalam rangka pelaksanaan seminar dan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) Pemuda GIDI internasional, 13 sampai 19 Juli 2015," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat mengungkap kronologi insiden itu di rumah dinas Kepala BIN Sutiyoso, Jakarta, Kamis (23/7/2015).

Kapolres Tolikara AKBP Suroso, sebut Badrodin, menerima surat itu tanggal 13 Juli 2015. Suroso lantas mengklarifikasi surat itu kepada presiden GIDI. Presiden GIDI menyatakan tidak menyetujui surat tersebut. Artinya, surat itu tidak resmi.

Suroso lalu berkoordinasi dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo. Ia memberi tahu bahwa surat itu tak berlaku. Usman pun bertanya ke panitia lokal acara GIDI perihal surat itu. Panitia menjawab telah mendapat pemberitahuan pembatalan surat tersebut.

Mengetahui surat tersebut batal, Suroso dan Wanimbo telah menganggap persoalan itu 'clear'. Keduanya berkoordinasi dengan umat Islam di Tolikara dan mempersilakan melaksanakan shalat Id dengan pengamanan. Rupanya, insiden tak terbendung.

"Pada takbir ketujuh, datanglah massa dan mengharapkan shalat dibubarkan. Kapolres dan staf bernegosiasi agar jamaah bubar usai melaksanakan shalat," ujar Badrodin.

Negosiasi kemudian gagal. Jumlah massa GIDI semakin banyak. Di tengah negosiasi, massa mulai melempari jemaah dengan batu dan kayu. Polisi lalu melepas tembakan peringatan sebanyak tiga kali. Massa semakin beringas melemparkan batu. Polisi pun melepaskan tembakan ke tanah.

"Maka itu, 12 korban itu rata-rata terkena luka tembak di kaki. Hanya satu yang kena pinggul dan itu meninggal dunia. Tapi itu sudah sesuai ketentuan," lanjut Badrodin.

Seusai jatuh korban, massa membubarkan diri. Selagi bubar, mereka sempat membakar kios. Badrodin mengatakan, lantaran kios itu terbuat dari kayu, api pun dengan mudah merembet ke kios sebelahnya. Naas pula, kios itu sederet dengan mushala tempat shalat Id sehingga mushala ikut terbakar.

Badrodin memastikan bahwa proses hukum atas insiden itu telah dilakukan. Sebanyak 50 orang saksi dari kedua belah pihak diperiksa. Polisi menyasar pelaku pembakaran kios dan mushala serta pihak yang mengeluarkan surat tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com