Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HRWG Sesalkan Pendekatan Pemerintah dan Aparat dalam Insiden Tolikara

Kompas.com - 21/07/2015, 07:18 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Direktur Human Right Working Group (HRWG) Choirul Anam menyesalkan pendekatan pemerintah dan aparat di Papua yang masih militeristik. Menurut dia, pendekatan militeristik seharusnya ditinggalkan. Terkait insiden di Tolikara, berdasarkan informasi yang diterima HRWG, tembakan yang dikeluarkan aparat menyulut kemarahan warga. (Baca: Mushala dan 63 Kios yang Terbakar di Tolikara Akan Dibangun Kembali)

"Nah, seharusnya tidak demikian, aparat harus mengubah sikap mereka dalam menghadapi orang-orang Papua. Bila tidak, konflik-konflik di Papua, termasuk dalam isu keagamaan, akan sangat sulit diatasi," ujar Choirul, melalui siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (21/7/2015).

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif  Rafendi Djamin, kerusuhan di Tolikara akibat kegagalan negara dalam membangun toleransi antarumat beragama di daerah. Ia menilai, toleransi tidak tumbuh dengan sendirinya. Diperlukan peran pemerintah daerah dan aparat keamanan daerah dalam membangun toleransi. (Baca: Mendagri Minta Polri Usut Provokator Insiden Tolikara)

Rafendi mengatakan, konflik Tolikara ini tidak akan terjadi jika sebelumnya pemerintah daerah atau Kepolisian membangun dialog antarpemeluk agama. Konflik itu terjadi ketika ruang dialog ditutup dan massa dibiarkan menjadi brutal. (Baca: Kapolri Tegaskan Penembakan di Tolikara Sesuai Prosedur)

"Ditutupnya pintu dialog dan absennya negara untuk mempertemukan semua pihak yang berkonflik menjadikan konflik ini mengemuka dan memakan korban. Akibatnya, tatanan toleransi kita yang hancur," kata Rafendi.

Kepada masyarakat, HRWG mengimbau agar tidak mudah terpancing dan membawa sentimen agama terlalu jauh. HRWG juga menilai bahwa kerusuhan Tolikara tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia, yakni hak kebebasan beragama atau berkeyakinan. Atas dasar itu, HRWG mendesak aparat Kepolisian mengusut tuntas kerusuhan tersebut serta memproses hukum semua pelakunya.

"Serta memberikan jaminan agar tidak tetjadi kekerasan lanjutan," kata Rafendi.

Kerusuhan di Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan rumah dan kios dibakar, termasuk mushala. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan secara berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, ada pula pertemuan pemuka gereja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com