Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Reshuffle" Kabinet Dinilai Perlu agar Pemerintah Tak Terus "Blunder"

Kompas.com - 12/07/2015, 15:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Anggota Dewan Perwakilan Daerah Oni Suwarman menilai Presiden Joko Widodo perlu melakukan reshuffle atau perombakan kabinet. Hal ini dianggapnya penting dilakukan karena selama pemerintahan berjalan, banyak blunder yang dilakukan oleh pembantu Jokowi.

"Pak Presiden kudu rapikan, perbaiki sistem koordinasi dan komunkasi. Supaya tidak banyak blunder," kata Oni Suwarman saat dihubungi, Minggu, (12/7/2015).

Menurut Oni, salah satu blunder yang menjadi sorotan adalah kasus Peraturan Presiden 39/2015 tentang Kenaikan Tunjangan Uang Muka Pembelian Kendaraan bagi Pejabat Negara. Perpres tersebut dicabut setelah mendapatkan penolakan dari masyarakat. Presiden mengaku tidak membaca draf perpres tersebut sebelum menandatanganinya.

Contoh lain, lanjut Oni, adalah kesalahan penulisan Badan Intelijen Negara. Dalam undangan pelantikan Sutiyoso sebagai Kepala BIN, pihak Sekretariat Negara menulis "Badan Intelijen Nasional". (baca: Berkali-kali Revisi Aturan, Manajemen Pemerintahan Jokowi Dinilai Amburadul)

Blunder lainnya, adalah sikap Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang menyatakan ada menteri yang menghina Jokowi.

Meski begitu, senator asal Jawa Barat ini menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden apakah akan merombak kabinet atau tidak. Sebab, reshuffle adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden. (baca: Kritik Setneg, Pimpinan MPR Sebut Anak Sekolah Pun Pasti Tahu Kepanjangan BIN)

"Yang penting, kalau pun ada reshuffle, tujuannya untuk peningkatan kinerja. Reshuffle bukan untuk memulihkan citra semata," ujar Oni.

Dia mengingatkan, masyarakat saat ini sedang menunggu realisasi beragam janji yang disampaikan Jokowi saat masa kampanye. Terlebih lagi, di masa-masa perekonomian yang tidak menentu seperti saat ini.

"Program Nawacita harus segera diwujudkan," ucap dia. (baca: Di Balik Revisi dan Pencabutan Perpres Jokowi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
'Amicus Curiae' Megawati

"Amicus Curiae" Megawati

Nasional
Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com