Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Yang Berpolitik Cerdas di Demokrat Disingkirkan SBY

Kompas.com - 06/07/2015, 12:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika tidak terlalu terkejut apabila Marzuki Alie tidak masuk kepengurusan Demokrat 2015-2020 yang disusun Susilo Bambang Yudhoyono. Pasek memang merasa ada yang salah dalam penyusunan kepengurusan partai berlambang Mercy itu.

Menurut dia, kader yang diduga bermasalah karena disebut dalam berbagai persidangan kasus korupsi justru diberikan tempat yang strategis.

"Tetapi, yang aktif secara cerdas melakukan komunikasi politik disingkirkan," kata Pasek saat dihubungi, Senin (6/7/2015).

Pasek menyarankan agar Marzuki tidak ragu untuk mengikuti langkahnya. Menurut dia, akan lebih baik jika Marzuki segera mengundurkan diri dari Partai Demokrat. (Baca: Marzuki: Tanya SBY Saja, Beliau Kan Tokoh Pemersatu Partai, Negarawan)

"Marzuki Alie sudah tahu apa yang harus dilakukan. Mundur dari Partai Demokrat, sangat-sangat sederhana," ujar anggota DPD itu.

Dengan tidak diakomodasinya Marzuki dalam kepengurusan, Pasek menganggap Partai Demokrat secara terang-terangan sudah tidak menganggap Marzuki. Padahal, menurut dia, Marzuki telah berjasa besar bagi partai Demokrat.

"Kalau setelah tidak dipakai baru pergi kan seakan-akan jadi orang buangan. Padahal, jasanya Marzuki Alie sejak menjadi sekjen sangat besar," katanya.

Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, Marzuki disingkirkan dari kepengurusan karena menyindir SBY yang maju kembali sebagai calon ketua umum pada kongres lalu. Ruhut menilai, Marzuki telah melanggar etika dan sopan santun. (Baca: Marzuki Alie Disingkirkan dari Demokrat karena Sindir SBY)

Marzuki sebelumnya memberikan sinyal akan keluar dari Partai Demokrat. (Baca: Disingkirkan SBY, Marzuki Beri Sinyal Keluar dari Demokrat)

"Dengan tidak masuk dalam struktur apa pun, tidak ada ruang yang diberikan oleh partai untuk mengabdi lagi di Partai Demokrat," kata Marzuki melalui pesan singkat, Sabtu pagi.

Marzuki menyatakan masih ingin berpolitik dan terlibat aktif dalam usaha membesarkan Demokrat. Namun, setelah mengetahui tidak masuk dalam kepengurusan yang dibentuk SBY dan tidak diundang untuk hadir dalam rapat pimpinan nasional Partai Demokrat, Marzuki mulai berpikir untuk keluar dari partai tersebut.

"Jadi bukan saya yang tidak ingin berbuat lagi untuk Partai Demokrat, tapi SBY-lah yang menentukan bahwa kita tidak perlu lagi ada dalam Partai Demokrat," ujar mantan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com