Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harta Kekayaan Calon Panglima TNI Capai Rp 7,1 Miliar

Kompas.com - 02/07/2015, 09:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Harta kekayaan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, yang disetujui oleh 10 fraksi di Komisi I DPR menjadi Panglima TNI, diketahui mencapai Rp 7,114 miliar dan 8.200 dollar AS.

Berdasarkan laman acch.kpk.go.id, Gatot terakhir kali menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada 29 Maret 2010. Ketika itu, Gatot menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer TNI Angkatan Darat.

Harta Gatot terdiri dari harta tidak bergerak senilai Rp 4,7 miliar berupa tanah dan bangunan di dua lokasi di Jakarta Timur, tujuh lokasi di kabupaten Bogor, satu lokasi di Kabupaten Maluku Tengah, dua lokasi di Kabupaten Sukabumi, satu lokasi di Jakarta Utara, dan satu lokasi di Jakarta Selatan.

Selanjutnya, ada juga alat transportasi berupa mobil Toyota Harrier dan Toyota Alphard senilai Rp 1,05 miliar dan logam mulia senilai Rp 46 juta.

Kepala Staf TNI AD ini pun masih memiliki harta berupa giro dan setara kas lain sejumlah Rp 1,288 miliar dan 8.200 dollar AS sehingga total hartanya mencapai Rp 7,114 miliar dan 8.200 dollar AS.

Gatot diketahui pernah menjabat sebagai Pangdam V Brawijaya pada 2010-2011, Komandan Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD 2011-2013, Panglima Komando Strategis Cadangan (Pangkostrad) TNI AD 2013-2014, dan terakhir Kepala Staf TNI AD 2014-2015.

Komisi I DPR pada Rabu (1/7/2015) menyetujui pencalonan Gatot sebagai Panglima TNI berdasarkan tiga pertimbangan. Pertimbangan pertama adalah persyaratan administrasi dari semua penelaahan tidak ada masalah.

Kedua, paparan visi, misi, dan program Gatot menunjukkan hal penting, yaitu menggambarkan dan mencerminkan pengetahuan tentang aspek geopolitik dan geostrategis kawasan global yang menjadi tren perubahan.

Ketiga, pandangan Gatot dinilai dapat melakukan konsolidasi secara institusi, seperti personel doktrin dan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com