JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenlu RI menyampaikan bahwa pihak perusahaan penerbangan Malaysia, Sabah Air Aviation, telah menyampaikan permintaan maaf kepada Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Kinabalu atas peristiwa salah mendaratnya helikopter perusahaan tersebut di wilayah Sebatik milik Indonesia.
"Mereka menyampaikan helikopter tersebut merupakan helikopter perusahaan swasta, yaitu Sabah air aviation. Pilot dan perusahaan telah menyampaikan permintaan maaf kepada KJRI Kota Kinabalu," kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Selasa (30/6/2015), seperti dikutip Antara.
Menurut Arrmanatha, insiden pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh helikopter milik perusahaan Malaysia itu sudah ditindaklanjuti dengan pemanggilan Wakil Dubes Malaysia untuk Indonesia Roseli Abdul oleh Kementerian Luar Negeri RI. (baca: Sempat Mendarat di Sebatik, Heli Malaysia Langgar Tapal Batas)
"Tadi pagi pukul 10 Wakil Dubes Malaysia dipanggil ke Kemlu dan bertemu dengan Direktur Astimpas dan Direktur PI Polkamwil. Dubes Malaysia saat ini sedang ada di luar kota," ujar dia.
Arrmanatha mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan keprihatinannya atas kejadian mendaratnya helikopter itu di "helipad" milik Indonesia di Pulau Sebatik, tanpa izin. (baca: Heli Malaysia Diduga Mendarat di Sebatik, Ini Komentar Kalla)
Terkait hal itu, kata Arrmanatha, Wakil Dubes Malaysia Roseli Abdul telah menyampaikan sejumlah penjelasan. Salah satu alasan helikopter milik perusahaan Malaysia salah mendarat di wilayah Sebatik milik Indonesia karena mengira "helipad" yang dituju adalah milik Malaysia.
"Disampaikan bahwa helikopter sebenarnya menuju 'helipad' yang ada di dalam wilayah Sebatik, Malaysia. Namun, 'helipad' yang ada di bagian Malaysia tidak terlihat saat itu karena tergenang air dan justru pilot melihat 'helipad' di bagian Sebatik Indonesia, yang dikiranya sebagai 'helipad' di wilayah Sebatik Malaysia yang dituju," jelas dia.
Arrmanatha menambahkan, helikopter itu langsung lepas landas saat mengetahui kesalahannya. (baca: TNI Serahkan Data Pelanggaran Malaysia untuk Nota Protes)
"Menyadari bahwa 'helipad' yang didarati bukan helipad yang dituju, mereka 'take off' kembali. Mesin dari helikopter itu bahkan belum mati saat mereka salah mendarat," ucapnya.
Dia menyebutkan bahwa helikopter tersebut ditumpangi oleh Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi. Zahid sedang dalam perjalanan kunjungan kerja.
"Di dalam helikopter terdapat Menteri Dalam Negeri Malaysia dan rombongan yang akan melakukan kunjungan ke Sungai Melayu di Sebatik Malaysia," jelas dia.
Sebelumnya, sebuah helikopter milik perusahaan penerbangan Malaysia masuk ke perbatasan Indonesia di Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, pada Minggu (28/6). Insiden helikopter yang salah mendarat itu menambahkan rangkaian pelanggaran batas wilayah yang dilakukan Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.