JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bercerita tentang pengalamannya ketika berkunjung ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hal tersebut dia sampaikan ketika membuka program Hackathon Jakarta 2015 atau HackJak2015 di Balai Kota, Selasa (30/6/2015).
"Semalam saya makan-makan sama Bu Mega. Saya bertanya-tanya sendiri, kok rumah Bu Mega enggak ada nyamuk ya. Padahal rumah saya banyak nyamuknya," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota Jakarta.
Ahok pun mengatakan bahwa Megawati memiliki cara khusus untuk mengusir nyamuk di rumahnya. Di rumah tersebut, kata Ahok, Megawati meletakkan banyak bunga dan juga memelihara ikan-ikan yang akan memakan telur-telur nyamuk.
"Saya bilang saya juga sudah begitu. Saya taruh ikan biar makan nyamuk, tetapi enggak berhasil," ujar Ahok.
Akhirnya, Ahok pun mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut. Kata Ahok, ternyata selain memelihara ikan, Megawati juga meletakkan kodok-kodok hijau di dalam kolam. Kodok yang memiliki lidah panjang itulah yang memakan nyamuk-nyamuk di rumah Megawati.
Pengalaman tersebut dijadikan pedoman bagi Ahok untuk tidak menutupi permasalahan yang dia punya.
"Kalau kita cerita terbuka dengan orang, kalau ada penyakit, jangan disembunyikan. Mungkin kalau Anda cerita sedang sakit, orang bisa bantu Anda cara sembuhkan penyakit itu," ujar Ahok.
Ahok pun mengaitkan hal tersebut dengan keterbukaan data di DKI Jakarta. Dia memang baru saja meluncurkan portal open data DKI Jakarta, yaitu data.jakarta.go.id. Dalam portal tersebut, tersedia ratusan data-data yang dimiliki oleh DKI Jakarta.
Perwakilan SKPD pun diminta untuk menandatangani perjanjian bahwa akan berkomitmen untuk memperbarui data-data di portal tersebut. Data tersebut tidak boleh statis, akan tetapi juga harus update.
Masih dalam acara yang sama, Ahok sekaligus mengumumkan dibukanya kompetisi HackJak2015. Kompetisi ini menantang masyarakat yang bisa membuat aplikasi yang berguna dengan memanfaatkan data-data yang ada di portal tersebut.
Langkah ini sekaligus upaya memaksimalkan program Jakarta Smart City. Inilah yang dimaksud Ahok dengan tidak menyembunyikan penyakit. Data-data yang dimiliki DKI Jakarta dibuka untuk umum, agar masyarakat bisa menciptakan sesuatu hal yang baik sehingga dapat membenahi permasalahan di Jakarta itu sendiri.
"Makanya kalau ada orang bilang Jakarta payah Smart City-nya. Saya bilang payah di mana? Bagi saya Smart City itu (tercapai jika), pertama adanya keterbukaan data, kedua, ada partisipasi publik sebanyak mungkin seperti yang akan ada (lewat HackJak) nanti," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.