Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakob Oetama: Tak Ada Kata Selain Syukur dan Terima Kasih

Kompas.com - 28/06/2015, 19:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama mengingatkan pentingnya bersyukur dan berterima kasih. Hal itu diutarakan Jakob melalui video yang diputar dalam acara syukuran dan peluncuran buku 50 Tahun Harian Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (28/6/2015).

Jakob mengaku bersyukur atas karunia serta nikmat dari Yang Mahakuasa sehingga Kompas bisa terus berjalan hingga usianya yang ke-50 saat ini. "Dalam merayakan 50 tahun, tidak ada kata lain selain syukur dan terima kasih. Syukur atas karunia dan berkah yang dilimpahkan Tuhan, yang merestui kerja sama yang sinergi dan usaha keras yang membuahkan hasil bagi banyak orang," kata Jakob.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, staf ahli Wapres Sofjan Wanandi, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, serta para politikus dan tokoh lintas agama.

Selain Jakob Oetama beserta petinggi Kompas, hadir pula CEO Kompas Gramedia Agung Adi Prasetyo serta Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo.

Kembali, Jakob berterima kasih kepada Tuhan karena Kompas bisa berdiri sebagai lembaga yang idealis, sekaligus mengembangkan bisnis yang membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Dalam kesempatan itu, Jakob berterima kasih secara khusus kepada almarhum PK Ojong yang menjadi salah satu perintis serta pendiri Kompas. Tak lupa, ucapan terima kasih juga disampaikannya kepada rekan kerja serta karyawan Kompas yang sudah berjasa dalam mengembangkan Kompas.

"Seperti para pemasang iklan, pelanggan, narasumber, kontributor artikel, dan mereka yang bekerja di bagian bisnis serta distribusi. Berterima kasih kepada semua pimpinan dan karyawan," ucap Jakob lagi.

Selain dukungan dari para karyawan, Jakob menilai Kompas tidak akan bisa berdiri jika tidak diberi ruang oleh pemerintah. Karena itulah, Jakob juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pemerintah yang telah memberi ruang kepada Kompas untuk bisa terus hidup serta mencerdaskan masyarakat melalui usaha media massa.

"Kompas jadi seperti sekarang akibat kerja keras, tiada hari tanpa berterima kasih. Pantas kita ucapkan, semua tidak secara kebetulan, tetapi selalu dalam penyelenggaraan Allah," tutur dia.

Dalam rentang 50 tahun, terbentang pergulatan jatuh bangun Kompas. Ada keberhasilan, tetapi ada juga kegagalan yang dialami dalam kondisi sosial, politik, budaya, dan perekonomian.

Kompas pun pernah ditutup pada 20 Januari hingga 5 Februari 1978. Hingga pada 6 Februari, Kompas diizinkan untuk terbit kembali. "Kami mulai dari serba nol, modal kami adalah tekad dan semangat. Media adalah eksistensi masyarakat. Kompas juga tumbuh sesuai dengan perkembangan bangsa dan negara," ucap Jakob.

Saat menggagas Kompas bersama dengan PK Ojong, Jakob memaknai Kompas sebagai realitas Indonesia. Koran baru yang menjadi reperkusi sekaligus fotokopi Indonesia mini. "Media yang kami rintis, dirikan, dan kembangkan itu sebuah kebinekaan dalam kesatuan, Bhinneka Tunggal Ika, ciptaan Empu Tantular yang menjadi semboyan negeri tercinta, Indonesia," kata Jakob.

Ke depan, Jakob mengingatkan soal tantangan Kompas yang semakin berat. Tantangan untuk terus tumbuh di tengah era multimedia, multichannel, dan multiplatform.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com