"Soal urusan pergantian itu hak prerogatif Presiden. Tapi bilamana reshuffle dilakukan demi rakyat akan memudahkan Presiden dan semua partai untuk jernih. Ini bukan demi kepentingan elite tapi demi masyarakat," kata Ferry, Minggu (28/6/2015).
Ferry mengatakan, Jokowi harus mampu memilih pembantu yang dapat berkerja profesional dan dapat mengatasi persoalan bangsa. Jangan lagi memilih menteri atas dasar bagi-bagi kursi dan kepentingan politik lainnya.
"Paling tidak saatnya Presiden Jokowi membuktikan janji-janji kampanye saat pemilu lalu. Karena hingga saat ini belum ada yang terealisasikan dengan baik, seperti jatuhnya nilai tukar rupiah dan kenaikan harga- kebutuhan pokok dan sebagainya," ucap Ferry.
Ferry khawatir, kondisi ekonomi yang melemah terus dibiarkan, situasinya bisa menjadi lebih buruk. Bukan tidak mungkin, kata dia, krisis moneter seperti tahun 1998 lalu kembali terulang.
Ferry mengaku sudah berkonsultasi dengan para pebisnis dan ekonom terkait masalah ini. "Saya tadi berbicara dengan pak Harry Tanoe (Bos MNC Group) tentang keadaan ekonomi kita dan kekhawatiran gejolak sosial pasca lebaran ini berupa PHK massal dari berbagai sektor kegiatan usaha," ucap Ferry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.