"Kalau bilang enggak kenal, enggak mungkin. Justru karena kami kena baik, kami tahu mana yang baik, mana yang enggak," ujar Budi, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/6/2015) malam.
Kelima Pati Polri yang dimaksud adalah Deputi Bidang Koordinasi dan Keamanan Nasional di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Irjen Syahrul Mamma; Kepala Polda Papua Irjen Yotje Mende; pengajar di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespimti) Brigjen Basaria Panjaitan; Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigjen Samuel Budiono, dan Asisten Sarana dan Prasarana Kepala Polri Brigjen Tubagus Anis Angkawijaya.
Budi mengatakan, Polri memiliki penilaian tersendiri terhadap lima Pati Polri itu. Hal yang menjadi indikator adalah kematangan pangkat, kepantasan, kompetensi di bidang penegakan hukum dan kemampuan bersinergi dengan penegak hukum lain.
"Itu yang jadi penilaian kinerja kami. Kami sortir, kami nilai mana yang terbaik," ujar Budi.
Dari lima Pati tersebut, lanjut Budi, Pimpinan Polri baru mengeluarkan rekomendasi kepada tiga orang, yakni Syahrul, Yotje dan Basariah. Sementara dua lainnya masih dalam proses.
Budi menegaskan, surat rekomendasi bukan bersifat mengikat dan wajib diikuti oleh yang bersangkutan. Rekomendasi hanya bersifat penilaian dari korps. Soal mendaftar atau tidak, ia menyerahkan kepada perwira yang bersangkutan.
Saat ditanya harapannya, Budi berharap ada perwira Polri yang terpilih sebagai Pimpinan KPK.
"Semua tergantung Pansel (panitia seleksi calon pimpinan KPK) kan. Mudah-mudahan saja ada yang mewakili Polri," ujar Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.