Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli: Tidak Boleh Ada "Mahar" Politik dalam PAN Saat Pilkada

Kompas.com - 15/06/2015, 20:39 WIB


MATARAM, KOMPAS.com
 — Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menegaskan kepada semua pengurus PAN dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk tidak menerima "mahar" politik jelang pelaksanaan pilkada serentak pada 9 Desember 2015.

"'Mahar' politik atau membayar menjadi perahu di pilkada nanti tidak boleh ada di PAN," kata Zulkifli saat membuka musyawarah wilayah Dewan Perwakilan Wilayah PAN Nusa Tenggara Barat di Mataram, Senin (15/6/2015), seperti dikutip Antara.

"Yang jelas, 'mahar' itu tidak boleh. Kecuali, kalau untuk beli baliho dan perlengkapan menghadapi pilkada, itu baru boleh," tambah Zulkifli.

Menurut dia, dalam menjaring bakal calon kepala daerah, partainya memiliki standar yang tegas dalam mengusung calon kepala daerah. Pihaknya tidak ingin terjebak dalam pengotak-kotakan kader dan nonkader. Ia ingin agar semua tokoh yang memiliki wawasan kebangsaan yang bagus didukung oleh PAN.

"Jadi, pada pilkada ini, PAN tidak menekankan harus kader, tetapi semua kandidat bupati/wali kota dan gubernur harus memiliki visi dan misi yang berwawasan kebangsaan, memajukan daerah, tidak hanya memimpin kelompoknya, agamanya saja, tetapi menjadi pemimpin seluruh masyarakat," ujarnya.

Untuk itu, kata Zulkifli, dalam pilkada ini, bakal calon yang akan diusung partai tersebut bisa juga merupakan kader dari dalam ataupun dari parpol lain, termasuk dari kalangan TNI, Polri, PNS, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Zulkifli tidak ingin PAN terikat pada koalisi mana pun meski hingga saat ini DPP PAN masih tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP).

Disinggung soal kandidat bakal calon kepala daerah yang akan diusung pada pilkada tujuh kabupaten/kota di NTB, Zulkifli mengaku, jika nama-nama bakal calon yang diusung sudah ada di DPP, maka langkah selanjutnya adalah tinggal menetapkan bakal calon yang akan diusung.

"Kita lihat saja nanti karena semua masih dalam proses. Tunggu seminggu ini, (namanya) pasti sudah keluar. Yang memutuskan kandidat ini adalah DPP, sesuai dengan petunjuk undang-undang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com