"Pengelolaan pesantren harus membawa sistem yang tak hanya menonjolkan kharisma dari kyai, tentu perbaikan sistem orientasi (penguatan kelembagaan) agar dapat bekembang terus-menerus berdasarkan organisasi dan sistem yang ada," kata JK saat mengunjungi Pondok Pesantren Nahdatul Ulum di Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6/2015).
Berdasarkan sejarah, kata JK, pesantren sangat tergantung pada kharisma dan wibawa para kyai-nya. Hal itu tidak hanya terjadi di Sulawesi Selatan tetapi juga di pesantren-pesantren di Jawa.
Menurut JK, ketergantungan pesantren pada sosok pemimpin atau kyai tak salah. Namun lanjut dia, akan jauh lebih baik jika kelembagaan pesantren juga diperkuat sehingga pesantren berdiri di atas sistem yang kuat.
"Kalau kita di Sulsel beberapa waktu yang lalu kita mengenal beberapa pesantren yang terkenal, seperti DDI, Asadiyah, tapi begitu para kyai meninggalkan kita semua, banyak hal yang membuat pesantren itu terpecah karena kyai sentralnya berpulang," kata JK.
Dia berharap, pesantren tetap berkembang mesti tokoh sentralnya telah meninggal. "Dengan harapan tentu perlu disiapkan juga penerus-penerus yang baik agar tidak terulang sejarah pesantren yang menurun karena kehilangan kyai sentralnya," kata JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.