Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Rekaman CCTV, Tujuh Prajurit Kopassus Diserahkan ke Denpom Solo

Kompas.com - 03/06/2015, 17:50 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo mengatakan, tujuh anggota Kopassus sudah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer Sukoharjo, Jawa Tengah, untuk diproses hukum. Mereka diduga terlibat dalam perkelahian di salah satu kafe di Sukoharjo hingga mengakibatkan seorang anggota TNI Angkatan Udara tewas dan sejumlah prajurit terluka.

"Saya sudah serahkan tujuh orang ke Denpom Solo untuk diproses, kemudian dilanjutkan proses hukum. Nanti pengadilan yang menentukan bagaimana tingkat kesalahan mereka hingga ada yang meninggal dan cedera," kata Doni ketika berkunjung ke redaksi Kompas, Rabu (3/6/2015).

Doni mengatakan, penyelidikan berjalan cepat berkat rekaman CCTV yang diserahkan Polres Sukoharjo. Tanpa bantuan kepolisian itu, kata Doni, pihaknya kesulitan menyelidiki siapa saja prajurit Kopassus yang melakukan pemukulan.

"Karena anak-anak pasti berusaha menutupi keterlibatan mereka. Tapi, dengan adanya rekaman itu, kami tidak sampai 24 jam sudah bisa mengetahui, walaupun beberapa gambar gelap. Lima orang sudah dipastkan terlibat pemukulan. Dua orang lain berdasarkan pengakuan yang lain," kata Doni.

Doni mengatakan, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah memberi instruksi agar kasus itu sepenuhnya diserahkan kepada penegak hukum AD. Kepada Doni, Gatot menyampaikan tidak perlu ada yang ditutupi dalam penegakan hukum itu.

"Saya tidak ada beban serahkan anak buah saya hadapi proses hukum," kata Doni.

Dalam kesempatan itu, Doni mengucapkan terima kasih kepada jajaran pimpinan TNI AU yang sudah membantu agar masalah tersebut tidak melebar.

"Terutama KSAU yang sudah bantu, bisa menenangkan anak-anak TNI AU, memberikan akses bertemu keluarga. Saat jenazah diterbangkan menuju Halim, kami diberikan izin untuk sambut jenazah oleh para perwira senior Kopassus," ujar Doni.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada sejumlah pihak atas peristiwa tersebut. Doni mengaku bertanggung jawab atas tindakan prajuritnya. (Baca: Prihatin, Danjen Kopassus Minta Maaf soal Perkelahian di Solo)

Sebelumnya, Minggu (31/5/2015) malam, beberapa anggota TNI AU dikabarkan terlibat perkelahian dengan beberapa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan di sebuah kafe di daerah Sukoharjo.

Peristiwa itu mengakibatkan Serma Zulkifli (39), anggota Bintara Sarban Dislog Denma Mabes AU, tewas dan sejumlah prajurit terluka. Dua tentara masih dirawat di rumah sakit di Yogyakarta.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wuryanto menjelaskan, anggota Grup 2 Kopassus awalnya ingin melerai keributan yang terjadi antara anggota TNI AU dan masyarakat.

"Ributnya sama masyarakat. Anggota Kopassus mencoba melerai. Saat itu mengenakan pakaian preman. (Anggota) TNI AU-nya malah marah. Akhirnya terjadi ribut," kata Wuryanto seperti dikutip Antara.

Menurut dia, keributan sempat reda. Namun, begitu masuk tempat hiburan, mereka kembali baku hantam hingga ada yang terluka.

"Mereka sama-sama tak tahu (kalau anggota TNI)," ujarnya.

Wuryanto belum bisa memastikan berapa anggota Kopassus yang terlibat dalam perkelahian itu, kemungkinan tak sampai 25 anggota.

"Kita belum bisa memastikan, tetapi sudah ada beberapa yang diserahkan ke Polisi Militer," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com