Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin, Danjen Kopassus Minta Maaf soal Perkelahian di Solo

Kompas.com - 03/06/2015, 17:20 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo mengaku sangat menyesal dan prihatin atas peristiwa perkelahian antara prajuritnya dan prajurit TNI Angkatan Udara di salah satu kafe di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Peristiwa itu mengakibatkan Serma Zulkifli (39), anggota Bintara Sarban Dislog Derma Mabes AU, tewas dan sejumlah prajurit terluka.

"Saya sangat menyesali, sangat prihatin atas peristiwa tersebut. Di tengah upaya kami para perwira Kopassus menegakkan disiplin, menegakkan aturan, membuat prajurit tertib dan taat hukum, ternyata dicederai peristiwa itu," kata Doni ketika berkunjung ke redaksi harian Kompas di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Doni menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Zulkifli dan para korban lain. Hingga saat ini, masih ada dua tentara yang dirawat di rumah sakit di Yogyakarta.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar TNI AU. Sebagai pemimpin Kopassus, Doni mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu.

"Sepenuhnya saya serahkan kepada atasan untuk menilai apa yang telah saya lakukan," kata Doni.

Doni menjelaskan, pihaknya sudah memberikan bantuan kepada keluarga almarhum. Ia mengaku juga akan membantu kehidupan satu anak almarhum meskipun nantinya tidak lagi di Kopassus.

"Saya akan tetap perhatikan karena peristiwa tersebut terjadi saat kepemimpinan saya. Korban yang masih dirawat di rumah sakit akan kami bantu biayanya sampai sembuh," kata Doni.

Sebelumnya, Minggu (31/5/2015) malam, beberapa anggota TNI AU dikabarkan terlibat perkelahian dengan beberapa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan di sebuah kafe di daerah Sukoharjo.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wuryanto menjelaskan, anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan awalnya ingin melerai keributan yang terjadi antara anggota TNI AU dan masyarakat.

"Ributnya sama masyarakat. Anggota Kopassus mencoba melerai. Saat itu mengenakan pakaian preman. (Anggota) TNI AU-nya malah marah. Akhirnya terjadi ribut," kata Wuryanto seperti dikutip Antara.

Menurut dia, keributan sempat reda. Namun, begitu masuk tempat hiburan, mereka kembali baku hantam hingga ada yang terluka.

"Mereka sama-sama tak tahu (kalau anggota TNI)," ujarnya.

Wuryanto belum bisa memastikan berapa anggota Kopassus yang terlibat dalam perkelahian itu, kemungkinan tak sampai 25 anggota.

"Kita belum bisa memastikan, tetapi sudah ada beberapa yang diserahkan ke Polisi Militer," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com