JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Muhammad Fachir menginginkan agar penguatan pertahanan negara dalam bidang siber dapat digunakan sebagai bentuk kerja sama antarnegara. Menurut dia, penggunaan bidang siber seharusnya juga dapat dilihat dari sisi pemanfaatan yang menguntungkan.
"Bagaimana kerja sama bisa dimanfaatkan untuk kemanfaatan semua, misalnya peningkatan ekonomi, penanganan isu-isu yang kemungkinan dapat merusak kerja sama. Bisa juga masalah demokrasi dan pengentasan kemiskinan," ujar Fachir saat menjadi pembicara dalam Simposium Nasional Cyber Security di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Fachir mengatakan, ada dua dampak penggunaan siber. Selain aspek destruktif yang merusak dan membahayakan kepentingan nasional, pemanfaatan teknologi juga bermanfaat bagi kepentingan nasional.
Ia menyebutkan, Kemenlu selalu mencoba menerjemahkan penggunaan siber dalam bentuk kerja sama global dan regional dengan negara-negara sahabat. Kerja sama terutama dilakukan dalam bidang keamanan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
"Di bidang diplomasi, kami tidak pernah sendiri. Kami bersinergi dengan menggunakan potensi yang kami miliki, misalnya kami memberdayakan para pengguna internet," kata dia.
Terkait rencana pemerintah untuk membentuk Badan Cyber Nasional, Fachir menyatakan perlu ada pelibatan lembaga-lembaga negara, khususnya kementerian yang terkait dalam bidang-bidang tertentu.
"Semakin berkembang infrastruktur, maka harus dibarengi pula dengan proteksi. Posisi kita untuk kerja sama, kita liat keperluannya. Tetapi, karena ada aspek ekonomi, sosial, maka semua menteri koordinator bisa punya kepentingan," kata Fachir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.