JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyesali semangat Konferensi Asia-Afrika yang dihasilkan pada 1955 tidak terulang dalam peringatan ke-60 yang digelar tahun ini. Menurut dia, peringatan KAA seharusnya tidak hanya seremonial, tetapi gagasan yang melahirkan suatu tindak lanjut perbaikan.
"Ketika kemarin peringatan KAA, saya katakan ke Jokowi, buatlah konferensi ini untuk mendapatkan rohnya kembali, bukan hanya membuat bangsa jadi merdeka, setelah merdeka apa yang harus dilakukan," ujar Megawati, saat berpidato dalam Seminar Internasional di Gedung Arsip RI, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Menurut Mega, perayaan KAA tidak cukup hanya dilakukan dengan motivasi sebagai suatu kegiatan seremonial saja. Peringatan KAA membutuhkan tindak lanjut, berupa penyelesaian masalah yang melanda bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika. Mega mengatakan, di tengah perkembangan teknologi dan kemajuan saat ini, sangat sulit bagi para pemimpin bangsa untuk menemukan ide-ide yang berguna bagi kepentingan negara.
Memperingati KAA dan mengingat kembali Gerakan Non-Blok adalah salah satu kegiatan yang diharapkan dapat kembali melahirkan kebijakan-kebijakan demi tercapainya suatu solidaritas antarbangsa. Sebagai salah satu cara untuk terus mengobarkan semangat tersebut, menurut Mega, adalah dengan mendaftarkan dokumentasi perjalanan KAA dan Gerakan Non-Blok sebagai suatu arsip dunia yang tercatat di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
"Upaya ini sangatlah penting, sebab menyelamatkan arsip dokumen KAA dan Gerakan Non-Blok merupakan suatu cara untuk terus memberikan pencerahan bagi bangsa-bangsa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.