JAKARTA, KOMPAS - Kamis, 21 Mei 2015, sejak siang sampai sore, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta. Seorang mahasiswa yang bertindak sebagai orator di atas panggung mobil berteriak, "Keluar dong ke sini Pak Jokowi, mari kita berdialog."
Massa mahasiswa pengunjuk rasa menimpali ucapan sang orator itu, "Saat ini Jokowi tidak di istana, tidak di Jakarta." Maka, sang orator itu berteriak, "Oh, ya, jadi saat ini Jokowi baru jalan-jalan, ya?" Saat itu Presiden Joko Widodo berada di Jawa Timur.
Dari atas panggung mobil ada tujuh wakil mahasiswa bergantian menyampaikan orasi. Mereka bergiliran menuntut penurunan harga bahan bakar minyak dan harga kebutuhan pokok masyarakat, seperti beras.
Sang orator kemudian membacakan Sumpah Pemuda dengan beberapa kalimat tambahan. "Berbahasa satu, tanpa kemunafikan dan kebohongan", demikian tambahan kalimat itu yang diulangi oleh massa. Sang orator sempat pula mengatakan, "Pak Jokowi itu seperti mantan pacar teman saya." Kelanjutan dari ucapan ini terlalu panjang untuk ditulis di sini.
Berbagai macam spanduk dengan bermacam-macam slogan juga digelar. "Balio Nang Solo Pak Jokowi (pulanglah ke Solo)", begitu bunyi spanduk utama yang dibawa massa.
Di tengah massa unjuk rasa ada mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Bandung bernama Eling Wening Pangestu (19). Ia berangkat dari Bandung pagi hari dengan bus bersama 70 rekan sekampusnya. Semua biaya mereka tanggung sendiri. Sampai di depan Istana Merdeka siang hari dan bergabung dengan massa mahasiswa lainnya.
Eling sempat diwawancara soal nama para menteri Kabinet Kerja yang tidak dia hafal nama, ejaannya, dan jabatannya. Beberapa nama, jabatan, dan kementerian dia sebutkan tidak lengkap. "Saya hafal Susi perikanan, Arif Yahya pariwisata, Ryachudu pertahanan, Anies Baswedan. Oh ya, Puan Maharani," ujarnya yang dia tuliskan di secarik kertas. Menteri lainnya, termasuk kelompok TDK (tidak dikenal) bagi Eling.
Eling juga mengatakan, aksi mahasiswa ini beda dengan unjuk rasa para artis turun ke jalan beberapa pekan lalu. "Kami beda dengan mereka, kami dengan hati nurani," ujarnya tanpa menyelesaikan kalimatnya.
Ketika unjuk rasa berlangsung, wartawan sempat menghubungi sejumlah petugas istana. Ada petugas istana yang diam tidak menjawab dan ada yang menjawab setelah unjuk rasa usai. "Unjuk rasa ini sudah diatasi," ujar seorang petugas istana.
Menjelang sore terjadi dialog sejumlah mahasiswa dengan para petugas istana. Seorang petugas istana lalu berdiri di atas panggung mobil menjelaskan hasil dialog itu. Unjuk rasa bubar.
Eling mengatakan, sebelum bubar ada perjanjian antara mahasiswa dan para petugas istana. "Kalau tidak menepati janji akan ada gerakan mahasiswa lagi," ujar gadis cantik itu.
Apabila unjuk rasa terjadi lagi, yang paling suka para pedagang asongan. "Unjuk rasa terus dong, dagangan saya laris manis," ujar Achmad, pedagang kacamata hitam. (J Osdar)
* Artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Mei 2015 dengan judul "Pak Jokowi Keluar, Dong...".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.