JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mendukung wacana perombakan atau reshuffle kabinet kerja. Namun, di sisi lain, ia khawatir wacana itu dimanfaatkan atas kepentingan politik tertentu untuk mendapatkan kekuasaan.
"Jangan-jangan orang tidak puas pada Jokowi, bukan pada menterinya," ujar Ray dalam diskusi publik di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Minggu (24/5/2015).
Ray mengatakan, pada kenyataannya, kinerja kementerian, khususnya di bidang ekonomi, melambat. Mau tidak mau, hal itu menuntut adanya perubahan penanggung jawab kementerian.
Namun, menurut Ray, sebelum memutuskan untuk melakukan reshuffle kabinet, Presiden Joko Widodo harus benar-benar memastikan kebijakannya tersebut tidak diintervensi oleh kepentingan politik. Jokowi diminta untuk mengantisipasi agar kebijakan reshuffle tidak menimbulkan masalah baru.
Ray mencurigai, pihak-pihak dengan sejumlah kepentingan politik berbeda, yang berseberangan dengan pemerintah, berusaha mendapatkan kekuasaan dari lemahnya pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Hal itu, sebut Ray, merupakan upaya untuk mengubah komposisi kementerian menjadi dominasi partai politik.
"Bagaimanapun, partai politik selalu menjadi dominan. Jangan-jangan ini upaya untuk mengubah komposisi kementerian menjadi 60 persen parpol dan 40 persen nonparpol," kata Ray.
Untuk itu, Ray meminta agar Presiden melakukan kajian sebelum melakukan perombakan anggota kabinet. Menurut dia, reshuffle harus benar-benar dilakukan demi memperbaiki kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.