Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Cara Cegah Prostitusi "Online", dari Peran Orangtua hingga Negara

Kompas.com - 14/05/2015, 15:23 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Orangtua sedianya berperan dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak. Dengan demikian, anak tidak mencari tahu sendiri mengenai seksualitas yang dikhawatirkan menjerumuskan anak ke dunia pornografi.

"Pendidikan seksualitas harus diajarkan sejak dini supaya anak tahu akibatnya. Kalau menyimpang, itu akibatnya apa, maka anak di dalam bawah sadar punya cara berpikir, bernalar, dan dia sadar efek pada dirinya kalau melakukan itu tidak hanya takut dosa, tetapi juga apa efek terhadap dirinya," kata tokoh agama yang juga anggota Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Romo Benny Susetyo di Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Menurut Benny, masalah prostitusi sedianya tidak hanya dipandang dari kacamata moral, tetapi juga kacamata sosial, psikologi, hingga pendidikan. Ia menyayangkan sikap orangtua yang selama ini cenderung memandang tabu seks. Padahal, menurut dia, orangtualah yang semestinya memegang peran untuk memperkenalkan pendidikan seksual kepada anak sejak dini.

Di samping peran orangtua, Benny menilai penanggulangan prostitusi yang berdekatan dengan pornografi ini memerlukan campur tangan negara. Ia menilai pemerintah perlu membangun lebih banyak pusat kreativitas sehingga masyarakat bisa menyalurkan libidonya untuk kegiatan lebih positif.

"Orang bisa menggunakan libidonya menjadi lebih kreatif, inovatif, dengan membangun kebebasan berekspresi, bentuk-bentuk kesenian. Anak-anak itu eksplorasi olahraga sehingga tenaganya tidak lagi berpikir masalah-masalah 'di bawah'," kata Benny.

Bukan hanya itu, masyarakat juga perlu diberikan pendidikan agar lebih kritis dalam menggunakan media sosial. Kerap kali, media sosial menjadi sarana untuk menyebarluaskan pornografi. Benny juga menyoroti fenomena artis yang terjebak bisnis prostitusi. Menurut dia, fenomena ini muncul selama hedonisme dan konsumerisme menjadi gaya hidup masyarakat.

"Kalau kita mau, harus ada identitas. Identitas orang dilihat tidak dalam gaya hidup yang mewah. Banyak orang hebat, profesor, pakai sepeda bangga, tetapi dia punya nilai, dihargai prestasinya karena nilai," ucap Benny.

Namun, saat ini, masyarakat cenderung kurang memberikan penghargaan kepada orang yang menerapkan nilai kejujuran dan kesederhanaan.

"Di negara maju, kalau tidak jujur, terkena stigma itu. Orang menjadi tidak lagi memiliki sesuatu yang diteladani, maka orang itu habis, kehilangan namanya. Tapi, di sini kan enggak. Di sini orang toh malah bangga melakukan itu," tutur Benny.

Bisnis prostitusi di kalangan artis mulai terkuak. Pekan lalu, kepolisian menangkap RA (32), seorang pria yang diduga berperan sebagai mucikari. Ia menawarkan jasa wanita penghibur dari kalangan artis dan model dengan tarif Rp 80 juta hingga Rp 200 juta. Dari praktik itu, RA mendapatkan keuntungan kurang lebih 30 persen dari tarif wanita yang disewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com