JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan silih berganti, namun tak ada kemajuan dari upaya menyingkap dalang dari tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998. Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Muhammad Puri Andamas menilai pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo juga sama tidak seriusnya meski sudah mengubar janji untuk menuntaskan pelanggaran HAM berat pada saat kampanye.
"Setiap tahun kami mencoba jalur yang sama. Tapi tidak ada tanggapan pemerintah. Tahun ini kami melakukan lagi sambil terus melakukan aksi, tapi belum ada titik terang. Kami anggap Presiden Joko Widodo yang merupakan buah dari reformasi bisa berbeda tapi ternyata tak ada keseriusan sama sekali untuk kasus 12 Mei 1998," ujar Puri usai bertemu dengan perwakilan Sekretariat Negara, Selasa (12/5/2015).
Puri mengingatkan bahwa Jokowi sudah mengumbar janji untuk segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat. Janji kampanye Jokowi itu pun sudah termuat dalam program Nawa Cita. Akan tetapi, Puri melihat dalam enam bulan masa pemerintahan Jokowi, tidak ada kemajuan berarti di sektor HAM.
"Kami akan terus kejar (janji Jokowi) sampai kapan pun," tukas Puri.
Hari ini, adalah tepat 17 tahun peristiwa berdarah tragedi Trisakti terjadi. Empat orang mahasiswa kampus itu yakni Elang Mulia Lermana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto.
Tewasnya keempat mahasiswa itu kemudian menyulut kekacauan di Jakarta hingga terjadi pembakaran sampai kekerasan seksual. Puri mengatakan civitas Trisakti meminta agar pemerintah bisa segera menerbitkan keputusan presiden untuk pengadilan ad hoc HAM untuk tragedi Trisakti.
Kepastian hukum atas kasus itu telah ditunggu-tunggu pihak keluarga korban. Mereka juga menuntut agar pemerintah mengakui kesalahannya dalam peristiwa itu. Selain itu, civitas Trisakti juga mendesak pemerintah untuk menjadikan tanggal 12 Mei atau 21 Mei sebagai hari pergerakan mahasiswa untuk mengenang perjuangan mahasiswa melawan rezim Orde Baru yang akhirnya tumbang di masa itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.