Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Ingin Papua Jadi Negeri yang Damai, Jangan Dipanas-panasi

Kompas.com - 09/05/2015, 16:14 WIB
Suhartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, grasi terhadap lima tahanan politik di Papua dan Papua Barat merupakan upaya sepenuh hati pemerintah untuk menghentikan stigma konflik yang selama ini ada di Papua dan Papua Barat.

"Kita ingin menciptakan Papua dan Papua Barat sebagai negeri yang damai. Jadi, jangan dipanas-panasi lagi," kata Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan pers, seusai memberikan grasi terhadap lima tahanan politik di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Abepura, Jayapura, Papua, Sabtu (9/5/2015) sore.

Kelima tahanan politik yang dibebaskan adalah Jafrai Murib dari LP Abepura (seumur hidup),  Linus Hiluga asal LP  Nabire (20 tahun),  Kimanus Wenda dari LP Nabire (20 tahun),  Apotnagolit Enus asal LP  Biak (20 tahun) serta Numbungga dari LP Biak (seumur hidup).

Selain dihadiri kelima tapol yang dibebaskan itu, hadir pula sejumlah menteri yang mendampingi Presiden Jokowi. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno, Menteri Hukum  dan HAM Yassona Laoli, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, serta Wakil Gubernur Clemenns.

Menurut Presiden, kelima tapol yang dibebaskan, merupakan titik awal dari pembebasan berikutnya.

"Setidaknya, ada sekitar  90 orang yang masih di dalam penjara di Papua dan di daerah lainnya. Ada yang mau diberikan grasi, tetapi ada yang meminta amnesti sehingga harus dipertimbangkan lagi karena kalau amnesti harus menunggu persetujuan Dewan," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com