JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Partai Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo, mempertanyakan beda sikap antara Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam menanggapi beberapa hal. Menurut dia, tidak kompaknya Presiden dan Wapres bisa mendatangkan masalah baru bagi pemerintahan.
"Perbedaan Presiden dan Wapres dalam menyikapi kasus penangkapan dan penahanan penyidik KPK Novel Baswedan dan perbedaan pandangan soal reshuffle kabinet menjadi bukti konsolidasi pemerintahan ini masih jauh dari harapan," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, Rabu (6/5/2015).
Saat Novel ditangkap Bareskrim Polri beberapa waktu lalu, Presiden langsung menginstruksikan agar Novel tidak ditahan. (Baca: Jokowi Instruksikan Kapolri Lepaskan Novel)
Adapun JK mengatakan, Polri saat ini berada pada posisi serba salah dalam menangani perkara Novel. Menurut dia, jika polisi tidak mengusut perkara Novel, maka ada kekhawatiran institusi itu akan dituntut oleh keluarga korban.
Sementara, jika polisi mengusut, maka masyarakat akan beranggapan Polri melakukan upaya pelemahan terhadap KPK. (Baca: Wapres Kalla Sebut Polisi dalam Posisi Serba Salah dalam Perkara Novel)
Adapun dalam hal reshuffle kabinet, Presiden Jokowi belum mau berbicara banyak kepada wartawan. (baca: Jokowi: Isu "Reshuffle", Tanya ke Pak JK)
Namun, JK sudah mengisyaratkan akan ada reshuffle. (baca: Wapres Isyaratkan Bakal Ada "Reshuffle" Kabinet)
"Banyak orang harus dan terpaksa, mengernyitkan dahi ketika Presiden Jokowi dan Wapres JK berbeda, baik soal reshuffle maupun dalam menyikapi kasus penangkapan dan penahanan Novel Baswedan oleh Polri," ujar Bambang.
Kalau perbedaan seperti ini terjadi berulang-ulang, kata Bambang, Presiden dan Wapres justru menjadi sumber ketidakpastian. Karena itu, Anggota Komisi III DPR ini menekankan, sangat penting bagi Presiden dan Wapres merampungkan konsolidasi pemerintahan sekarang ini.
"Sudah barang tentu perbedaan sikap ini tak hanya menyedot perhatian publik, melainkan juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat spekulatif," ucap Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.