Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deputi Staf Kepresidenan: Jokowi Warisi Ekonomi yang Lambat

Kompas.com - 05/05/2015, 19:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi III Staf Kepresidenan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, saat ini pemerintahan Joko Widodo tengah mengalami posisi yang sulit untuk menggairahkan perekonomian.

Data Biro Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,71 persen dianggap sudah diprediksi sebelumnya. Namun, pemerintah optimistis kondisi itu akan membaik pada kuartal berikutnya.

"Tanpa banyak orang tahu, Pak Jokowi mewarisi ekonomi yang lambat. Jadi, terbukti sudah usaha macam ini itu, tetapi anggaran belum terlalu efektif sehingga perlambatan jadi makin kelihatan," kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Selasa (5/5/2015).

Dia menjelaskan, Presiden Jokowi sebenarnya sudah mengetahui pertumbuhan ekonomi sedang melambat sejak dilantik sebagai orang nomor satu negeri ini. Namun, upaya mengembalikan kondisi perekonomian terhambat dengan belum cairnya dana dari APBN-P 2015.

"Maka, April-Mei, Presiden sering ke daerah yang dikejar adalah proyek infrastruktur, groundbreaking, dan lain-lain," kata Kepala Danareksa Research Institute itu.

Opsi mengejar target pertumbuhan ekonomi, lanjut dia, dilakukan dengan mengebut proyek infrastruktur. Purbaya menyebutkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini sudah ada dana Rp 92 triliun yang siap disalurkan ke masyarakat.

Hal lainnya yang dilakukan adalah menciptakan stabilitas sosial. Purbaya menilai, pada saat ekonomi lesu, pemerintah harus melindungi masyarakat kelas bawah sehingga disiapkan program kartu keluarga sejahtera dengan dana sebesar Rp 9,8 triliun untuk tahap awal.

"Ini diharapkan supaya tidak jatuh ke depan, penting untuk fondasi masyarakat supaya mereka tidak merasa susah. Kalau tenang, masyarakat tidak gampang protes di bawah. Jadi, pemerintah bisa menjalankan program tanpa kegaduhan sosio-politik," ucap Purbaya.

Dengan segala upaya yang dilakukan itu, Purbaya menuturkan investor akan melihat upaya yang dilakukan pemerintah sehingga mereka tidak memutuskan menarik kembali dananya. Namun, dia mengingatkan agar para menteri sungguh-sungguh menjalankan program yang sudah dicanangkan pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 mengalami perlambatan. Berdasarkan tahun dasar konstan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com