Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2015, 21:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca eksekusi mati pada 29 April lalu, Pemerintah Indonesia lebih memilih tak bereaksi atas sejumlah kritik dan respons keras dari sjeumlah negara. Hal ini juga masih ditunjukkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Senin (4/5/2015), di Istana Kepresidenan, Jakarta, saat ditanya soal upaya Indonesia dalam memperbaiki hubungan dengan negara-negara yang warganya dieksekusi mati di snjini.

"Sudah. Jepang sudah selesai, Nepal sudah selesai. Biarlah semuanya cooling down. He-he-he," kata Retno.

Selanjutnya, ia langsung menutup mulut dengan tangannya dan menggelengkan kepala sebagai tanda menolak berkomentar lebih jauh. Retno kembali bersuara saat ditanya soal hasil uji laboratorium terhadap cairan yang dilempartkan ke KBRI di Canberra, beberapa waktu lalu.

"Hasil uji lab sudah diinformasikan bahwa itu bukan barang yang bahaya. Tapi kami masih menunggu apa sebenarnya," kata Retno.

Mengenai dugaan bahwa motif pelemparan cairan itu berkaitan dengan eksekusi mati, Retno hanya memberikan komentar singkat. Ia pun berlalu dan berkata, "Biarlah. Let us move on."

Pada 29 April lalu, pihak kejaksaan telah mengeksekusi delapan terpidana mati kasus narkoba yang berasal dari berbagai negara. Mereka adalah Myuran Sukumaran, Andrew Chan (Australia), Martin Anderson (Ghana), Zainal Abidin (Indonesia), Raheem Agbaje Salami, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Rodrigo Gularte (Brasil).

Sebelumnya, enam orang dieksekusi di tangan regu tembak pada eksekusi tahap I, 18 Januari lalu. Mereka adalah Marco Archer Cardoso Mareira (Brasil), Daniel Enemua (Nigeria), Ang Kim Soe (Belanda), Namaona Dennis (Malawi), Rani Andriani atau Melisa Aprilia (Indonesia) dan Tran Thi Hanh (Vietnam).

Indonesia mendapat sorotan dunia atas penerapan ekskeusi mati ini. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki Moon angkat bicara dan menentang eksekusi mati.

Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan hubungan antara negaranya dengan Indonesia akan rusak jika Indonesia menghukum mati Serge Areski Atlaoui. Saat ini, eksekusi mati terhadap Atlaoui ditunda karena masih ada proses hukum yang berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com