"Novel bilang, ada banyak pernyataan Kepala Bareskrim yang bersifat menjatuhkan Novel," ujar Asfinawati seusai menjenguk Novel, Jumat siang.
Contohnya, yakni pernyataan Budi yang menyebut bahwa Novel berkamuflase serta kerap berpindah-pindah tempat. Asfinawati mengatakan Novel memang kerap keluar kota tetapi aktivitasnya itu bukan untuk menghindari Polisi.
Dia menyebut, aktivitas Novel yang kerap berpindah-pindah kota tersebut dalam rangka tugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menganggap pernyataan Budi seolah dibuat-buat.
"Novel itu tidak pernah menyembunyikan diri. Dia selalu siap menghadapi proses hukum," ujar Asfinawati.
"Orang beberapa hari lalu orang Bareskrim itu juga sempat menelepon Novel dan diangkat oleh Novel, dia bilang lagi di luar kota. Gimana kamuflasenya?" ucap dia.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Novel hanya memiliki satu rumah, bukan empat rumah seperti pernyataan Budi di Mabes Polri, Jumat pagi.
Pihak kuasa hukum meminta Buwas berlaku adil dan tidak menjatuhkan. Tim kuasa hukum hanya diperbolehkan untuk bertemu Novel sekitar satu jam.
Mereka bertemu di ruang tamu tahanan. Meski ada 13 kuasa hukum, namun hanya enam orang yang diperbolehkan masuk. Itupun setelah kuasa hukum berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Sebelumnya, Budi mengatakan, penyidik telah lama mengawasi pergerakan penyidik KPK Novel Baswedan sebelum menangkapnya pada Jumat dini hari. Novel ditangkap di rumahnya, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut Budi, dari hasil pemantauan polisi, Novel memiliki empat rumah yang dijadikannya sebagai tempat tinggal.
"Novel ini kami ikuti sudah lama, karena dia berpindah-pindah, dia memiliki empat unit rumah dan kategorinya rumah mewah, jadi Novel ini luar biasa," kata Budi, di Mabes Polri.
Kata Budi, Polri menduga ada upaya yang dilakukan oleh Novel untuk bersembunyi sehingga ia tinggal berpindah-pindah.
Tindakan Novel yang selalu berpindah tempat itu membuat penyidik akhirnya menangkap yang bersangkutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.