Hampir seluruh kebutuhan lokal bahan baku benang sutera saat ini diimpor dari China karena bahan baku pasokan dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 5% dari total bahan baku produksi seharusnya. Kurangnya pasokan bahan baku lokal dan ketergantungan bahan baku dari luar negeri mengakibatkan meningkatnya biaya produksi.
Pada akhirnya, kondisi tersebut akan berdampak terhadap keberlanjutan usaha kerajinan sutera yang salah satunya berada di desa Panawuan, Garut. Garut, kota kecil di Jawa Barat ini memang sudah terkenal akan pesona keindahannya. Baik itu pesona keindahan alamnya ataupun kreasi kerajinan tenun sutera yang sarat nilai budaya.
Kreasi tenun sutera memiliki motif khas bentuk geometris dan bunga berukuran besar. Sebagai salah satu warisan budaya industri kreatif lokal, kerajinan tenun sutera selayaknya dilestarikan demi meningkatkan pendapatan petani ulat sutera lokal Garut. Sebagai tempat bahan makanan ulat sutera, perkebunan murbei harus lebih diperbanyak agar dapat memenuhi kuota kebutuhan bahan baku lokal.
Untuk mencapai tujuan pengembangan produktivitas hasil tenun ulat sutera di desa Panawuan, diperlukan beberapa kegiatan untuk lebih meningkatkan nilai jual kerajinan tenun sutera Garut. Melihat hal ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui Divisi Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL) menciptakan Program Pengembangan Agribisnis Sutera.
Berdasarkan hasil penilaian kajian kondisi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan potensi wilayah Panawuan - Taronggong Kidul, Garut; PGN meluncurkan program Pengembangan Agribisnis Sutera sebagai bagian dari Program Bina Lingkungan sektor Bantuan Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan.
Sebagai langkah awal dalam mengembangkan program ini di tahun 2014-2015, PGN memilih Desa Panawuan Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut – Jawa Barat. Dalam melaksanakan program, PGN dibantu oleh Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB).
Yang menjadi sasaran program adalah kelompok budidaya tanaman murbei dan budidaya ulat sutera di Desa Wangunjaya – Banjarwangi, Garut dan kelompok pengrajin kain tenun sutra di Panawuan - Tarogong Kidul, Garut.
Melalui program ini akan dilakukan beberapa kegiatan seperti misalnya pengembangan produksi dan produktivitas tanaman murbei melalui intensifikasi tanaman dan ekstensifikasi perluasan areal budidaya, peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan dan pendampingan budidaya tanaman murbei dan budidaya ulat sutera, serta pengembangan kerajinan sutera melalui peningkatan teknologi dan kompetensi SDM desain.
Tak hanya itu saja, kegiatan tersebut juga akan didukung dengan pengembangan Green Production melalui penanganan limbah terpadu dengan pembuatan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) komunal, pengembangan kelembagaan agribisnis sutera alam (koperasi sutera), peningkatan kesejahteraan petani dan pembudidaya ulat sutera melalui usaha budidaya murbei dan ulat sutera. (Adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.