Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tidak Ikut dalam Operasi Militer di Yaman

Kompas.com - 16/04/2015, 15:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintah Indonesia memutuskan untuk berperan aktif dalam menyelesaikan konflik bersenjata di Yaman. Indonesia akan mengedepankan kemampuan berdiplomasi dibandingkan pengerahan militer atau pun embargo ekonomi. Demikian disampaikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

"Kemarin sudah terima Dubes OKI (Organisasi Konferensi Islam), di situ disuarakan harapan mereka bahwa Indonesia bisa ikut sumbang melakukan kontribusi tentang masalah Yaman. Kontribusi yang dilakukan tidak semata-mata kekuatan militer atau ekonomi tapi menjalankan norma dan kerangka institusional termasuk perdamaian dunia," ujar Andi.

Andi menuturkan Indonesia mengambil sikap itu dengan landasan piagam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Dasasila Bandung yang dihasilkan Konferensi Asia Afrika 1955. Andi optimis dengan pengalaman Indonesia yang cukup sukses dalam berdiplomasi, maka konflik di Yaman bisa diatasi.

Dalam kesempatan itu, Andi juga menekankan bahwa Indonesia, yang lebih suka menempuh jalur diplomasi, memosisikan diri untuk dapat diterima oleh banyak negara. Andi mencontohkan soal konflik Kamboja dan Thailand, Indonesia bisa mendamaikan kedua negara itu.

ISIS

Selain persoalan di Yaman, Indonesia juga diminta untuk menyelesaikan konflik yang ditimbulkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Indonesia dinilai sebagai suatu negara yang relatif berhasil untuk melakukan kombinasi defentif, preventif dan keamanan. Untuk terorisme, Indonesia mengandalkan pendekatan budaya, agama, dan deradikalisasi. Itu yang mereka tangkap," kata Andi.

Task force

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan untuk kasus Yaman, Indonesia bisa melemparkan inisiatif untuk membentuk task force. JK mengusulkan task force itu diisi oleh negara-negara yang tergabung dalam OKI untuk mencari solusi damai di Yaman.

Wapres sudah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari 30 negara OKI. Dalam pertemuan tersebut, 30 perwakilan negara OKI mendukung Indonesia untuk memimpin upaya mencari solusi damai atas konflik di Timur Tengah.

Konflik di Timur Tengah ini sudah melanda kurang lebih 16 negara di wilayah tersebut. Menurut JK, Presiden Joko Widodo telah berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan dengan ide ini. Maka dari itu, nantinya akan ada pertemuan kembali antara negara-negara OKI di sela-sela rangkaian kegiatan KAA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com