Jika kembali ke Yaman, mereka hanya perlu menyelesaikan apa yang ditinggalkan saat evakuasi.
"Tapi jika konflik berlarut larut maka para mahasiswa diizinkan untuk menyelesaikan perkuliahan di cabang Universitas Al Ahqaf di Cirebon," demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima Kompas.com, Senin (13/4/2015).
Izin dan kelonggaran bagi para mahasiswa Indonesia itu diberikan setelah Tim Percepatan Evakuasi WNI melakukan pembicaraan dengan pimpinan Universitas Al Ahqaf. Awalnya, pimpinan universitas menolak mengizinkan mahasiswanya untuk dievakuasi dengan alasan peduli terhadap masa depan pendidikan mereka.
Evakuasi 478 WNI
Pada Sabtu (11/4/2015), pemerintah mengevakuasi 478 warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi dari Yaman pada Sabtu (11/4/2015), ke Kota Salalah di Oman. Mereka terdiri dari 391 WNI dari Kota Tareem dan 87 WNI dari Kota Al Mukalla.
"Evakuasi dilakukan dengan menggunakan 8 bus dari Tareem dan 2 bus dari Al Mukalla. Para WNI tersebut dievakuasi menuju kota Salalah, kota di Oman yang paling berdekatan dengan perbatasan Yaman," demikian siaran pers Tim Percepatan Evakuasi WNI yang diterima Kompas.com, Senin (13/10/2015).
Tim evakuasi menyebutkan, evakuasi 478 WNI ini terbanyak dalam satu hari sejak pemerintah mulai mengevakuasi WNI dari Yaman pada 2014 lalu. Kota Tareem dan Al Mukalla merupakan pusat konsentrasi WNI di Yaman. Diperkirakan, ada 2.000 WNI yang menetap di dua kota di bagian timur Yaman tersebut, dengan sebaran 500 orang di Al Mukalla dan 1.500 orang di Tareem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.