Lalu, apa sebenarnya sikap Hidayatullah.com sendiri terhadap perkembangan gerakan radikal terutama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)?
"Kami belum menolak. Kepada pembaca kami, kami bilang, jangan terburu-buru untuk bergabung ke ISIS," ujar Mahladi usai diskusi di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (5/4/2015).
Mahladi mengatakan, ketika ISIS berkembang di Indonesia, redaksinya bertanya ke sejumlah ulama dalam negeri. Para ulama yang diwawancarai pun mengkaji fenomena ISIS. Para ulama, lanjut Mahladi, mengatakan ada yang janggal dari munculnya ISIS.
"Hal yang janggal misalnya menyertakan unsur kekerasan dan konsep khalifah yang mereka usung," ujar dia.
Oleh sebab itu Hidayatullah.com berpendapat bahwa ISIS harus disikapi secara hati-hati oleh warga Indonesia.
Sebelumnya, untuk mencegah penyebaran paham gerakan radikal di Indonesia, Kemenkominfo memblokir sejumlah situs yang diduga berisi ajakan hingga ajaran gerakan-gerakan itu.
Beberapa situs yang diblokir, antara lain Voa-islam.com, Arrahmah.com, Ghur4ba.blogspot.com, Kalifahmujahid.com, Muslimdaily.net, Dakwahmedia.com, Gemaislam.com dan Hidayatullah.com.
Belakangan, banyak pihak dari situs yang ditutup itu protes. Salah satunya adalah pemimpin redaksi Hidayatullah.com, Mahladi. Dia membantah keras bahwa situsnya telah mengajarkan paham gerakan radikal. "Kami bukan pengecut. Kami, kalo ada salah, pasti kami prbaiki. Tapi tidak ada usaha atau upaya untuk mengklarikasi kepada kami sampai saat ini," ujar Mahladi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.