JAKARTA, KOMPAS.com -- Masalah transportasi umum di Indonesia, terutama angkutan darat, dinilai sudah sangat kompleks. Bukan cuma soal kelayakan atau kenyamanan. Di beberapa daerah justru masih berurusan dengan persoal ketersediaan angkutan umum tersebut.
Menurut Wakil Ketua Research dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, penyelesaian masalah angkutan umum di Indonesia harus dimulai dari komitmen politik pemimpin daerah. Namun kata dia, dari 524 kepala daerah, hanya 1 persen pemimpin daerah saat ini yang memiliki komitmen kuat terhadap perbaikan sarana dan prasarana angkutan umum.
"Tidak ada komitmen kepala daerah, hanya 1 persen saja. Bisa jadi kurang dari 1 persen," ujar Djoko yang banyak melakukan riset masalah transportasi di Indonesia itu.
Dia menjelaskan, kurangnya komitmen kepala daerah itu diakibatkan karena memang sang kepala daerah tak memiliki komitmen politik yang kuat. Bahkan kata dia, kepala daerah cenderung tak tahu masalah transportasi dan tak mau tahu.
Padahal, perbaikan sarana dan prasarana angkutan umum harus juga dimiliki pemerintah. Sebab, pemerintah sebagai regulator memiliki peran penting dalam menciptakan sekaligus menyediakan angkutan umum yang layak, aman, dan efisien bagi masyarakat.
Meski begitu, dia mengapresiasi masih ada kepala daerah yang benar-benar memiliki komitmen politik yang besar terhadap transportasi umum terutama angkutan darat. Salah satu yang dia puji yaitu Wali Kota Bogor Arya Bima yang dinilainya serius membenahi angkutan kota (Angkot) di Bogor.
Sementara itu, Ketua DPP Organda Eka Sari Lorena menilai kerjasama antara perintah daerah dan pengusaha angkutan umum sangatlah penting. Salah satu yang dia harapkan agar angkutan umum bisa lebih baik adalah adanya berbagai kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah, baik itu berupa insentif langsung maupun pemberian insentif tak langsung seperti suku bunga pinjaman untuk pembiayaan angkutan umum atau insentif suku cadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.