Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Jusuf Kalla Singgung Batu-batuan di Acara Lingkungan Hidup

Kompas.com - 03/03/2015, 16:27 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan perlunya memperbaiki atau menyesuaikan kembali hukum yang berlaku tentang lingkungan dan sumber daya alam. Karena sifatnya yang dinamis, menurut dia, hukum lingkungan hidup dan sumber daya alam harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

"Hukum itu dinamis artinya dapat berubah setiap saat karena pengaruh teknologi, ekonomi, zaman, dan setelah melihat akibat-akibat. Hukum itu bukan Al Quran dan Injil karena itu hukum selalu berubah dan dinamis sesuai waktunya," kata Kalla saat menyampaikan sambutannya dalam penandatanganan deklarasi Program Nasional Pembaruan Hukum Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (3/3/2015).

Ia pun mencontohkan fenomena persepsi masyarakat yang berubah seiring perkembangan zaman. Pada awal tahun 1960 hingga 1970, menurut Kalla, pengusaha yang membabat hutan dan menjual hasil hutan ke luar negeri menjadi pengusaha yang dibanggakan di Indonesia. Namun kini, pengusaha yang menggali keuntungan dari hutan tersebut justru menjadi musuh bersama.

Demikian juga dengan asap hitam limbah industri yang kini menjadi musuh masyarakat. Padahal, menurut Kalla, setiap cerobong asap hitam yang ada di suatu kota dulunya menandakan kemajuan kota tersebut.

"Industri hebat di kota itu, foto-foto Jerman, Pittsburg, contoh kota-kota yang hebat, sekarang musuh semua orang apabila ada asap hitam," kata dia.

Contoh lainnya berkaitan dengan proses penangkapan ikan di laut. Dulu, sebut Kalla, seorang pengusaha dianggap hebat karena menangkap ikan dengan bom atau jala besar. Namun kini penangkapan ikan yang menggunakan cara demikian justru diperangi pemerintah. Kalla juga menyinggung berubahnya persepsi masyarakat terkait batu-batuan.

"Dulu segala macam batu-batuan diangkat dari mana saja, sekarang kecuali batu giok tentu harus dipelihara dengan baik," ucap Kalla disusul tawa para hadirin.

Atas dasar itu lah, Kalla menilai perlu memperbaiki aturan hukum yang sudah ketinggalan zaman. Ia juga menilai aturan hukum terkait sumber daya alam dan lingkungan harus bisa mengakomodasi kepentingan ekonomi maupun kelestarian lingkungan hidup.

"Sejak awal harus kita punya landasan hukum yang baik untuk jaga sumber daya alam dan lingkungan, tapi dengan suatu aturan yang benar tentang mensinkronkan kebutuhan ekonomi, manusiawi dengan perbaikan lingkungan," ujar Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com