Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjaan Rumah bagi Ketua Umum PAN...

Kompas.com - 26/02/2015, 16:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional akan menggelar kongres untuk memilih ketua umum periode 2015-2020. Banyak pekerjaan rumah yang akan dipikul oleh ketua umum terpilih, salah satunya menguatkan pelembagaan partai yang saat ini masih lemah.

Kepala Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte mengungkapkan, sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi, PAN membawa cita-cita sejarah untuk menjadi partai modern dan demokratis. Cita-cita itulah yang menegaskan perbedaan PAN dengan partai lainnya.

"Tapi dalam perjalanannya, PAN menghadapi masalah sama yang dihadapi juga oleh partai lain, yaitu tingkat pelembagaan partai yang lemah," kata Philips, di Kantor CSIS, Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Ia melanjutkan, berdasarkan hasil sensus yang dilakukan CSIS bersama Cyrus Network, teridentifikasi sejumlah masalah yang dihadapi PAN. Pertama, rendahnya pertumbuhan fisik infrastruktur partai, misalnya seperti pembangunan kantor dalam lima tahun ini yang berjalan lambat. "Kepemilikan partai atas bangunan kantor hanya bertumbuh kurang lebih lima persen," ucap Philips.

Fakta tersebut, kata Philips, akhirnya menguak fakta lainnya bahwa kantor PAN selama ini hanya bergantung pada sumbangan anggota. Menurut Philips, hal itu dapat membuat kondisi di internal PAN menjadi tidak sehat karena ada unsur ketergantungan dari sumbangan anggota yang unggul secara finansial.

Sejalan dengan itu, sensus gabungan CSIS-Cyrus Network juga menemukan fakta bahwa mayoritas pimpinan PAN di daerah adalah kader yang memiliki latar belakang pengusaha. Philips menilai, hal tersebut akan menimbulkan masalah tersendiri bagi jalannya proses politik dan demokrasi di tubuh PAN.

"Intinya, tantangan terbesar PAN adalah proses pelembagaan infrastruktur partai yang masih lambat dan menjadi pekerjaan rumah ketua umum selanjutnya," ucap Philips.

Tapi dari sejumlah masalah itu, Philips masih melihat sisi positif yang terpelihara di tubuh PAN. Di antaranya adalah dominasi kader muda yang menjabat pimpinan PAN di daerah dan dilaksanakannya proses demokrasi secara baik saat masuknya waktu pergantian ketua umum.

"PAN masih terlihat menghindari politik aklamasi. Kalau kongres ini berjalan baik, PAN akan menjadi model partai modern dan berorientasi pada masa depan," ungkapnya.

CSIS-Cyrus Network melakukan sensus gabungan pada 16-19 Februari 2015. Responden yang menjadi target adalah ketua PAN di 34 provinsi dan di 514 kabupaten/kota. Sensus tersebut mewawancarai ketua PAN di 28 provinsi dan di 484 kabupaten/kota melalui metode tatap muka dengan melibatkan 500 peneliti.

Sensus yang sama juga dilakukan CSIS-Cyrus Network pada Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan. Jumlah total responden mencapai lebih dari 2.000 ketua partai di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

CSIS-Cyrus Network mengklaim bahwa sensus ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Hasil sensus PAN disampaikan lebih dulu mengingat akan digelarnya kongres pada 28 Februari - 2 Maret 2015 di Bali. Hasil sensus untuk tiga partai lainnya akan disampaikan pada publik di lain waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com