Salah satunya adalah Novian. Ketika melewati pinggir Bundaran HI, dia mengeluarkan uang receh yang ada di sakunya untuk disumbangkan dalam aksi itu. Tidak hanya itu, dia juga menyuruh istrinya untuk mengeluarkan uang receh yang disimpan di dompet.
"Jangan disamakan bantuan kemanusiaan dengan aksi kriminalitas. Australia kalau tidak ikhlas mending tidak usah ngasih," ujar Novian.
Pernyataan Novian ini berkaitan dengan ucapan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit bantuan untuk Indonesia kala Aceh dilanda tsunami. Warga lain yang ikut menyumbang, Adrian, juga mengatakan sangat tidak etis jika Australia mengungkit bantuan yang dia berikan.
Sependapat dengan Novian, Adrian mengatakan, tindak kriminal yang dilakukan warga Australia tidak sepatutnya disamakan dengan bantuan itu. "Enggak etislah. Pertama boikot Bali, sekarang ungkit-ungkit bantuan. Very low," ujar Adrian.
Hari ini, Koalisi Pro Indonesia melakukan aksi pengumpulan koin untuk Australia di Bundaran Hotel Indonesia. Sebuah spanduk biru digelar di pinggir jalan untuk mengumpulkan koin-koin dari warga.
Koordinator Koalisi Pro Indonesia Andi Sinulingga mengatakan, aksi ini merupakan respons dari pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott beberapa waktu lalu. "Ini untuk tunjukkan kepada mereka bahwa yang butuh Australia bukan hanya Indonesia, tapi dia juga butuh kita. Banyak warga kita yang dihukum mati di negara lain, tapi kita enggak pake ngancem," ujar Andi di Bundaran HI, Minggu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Rabu (18/2/2015), mendesak Indonesia untuk mengingat kontribusi besar Canberra dalam bantuan setelah tsunami dahsyat tahun 2004 dan membayar kemurahan hati itu dengan membatalkan eksekusi dua warganya yang divonis mati dalam kasus perdagangan narkoba di Bali.
Indonesia telah menegaskan bahwa Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun), pemimpin kelompok perdagangan narkoba yang disebut Bali Nine, akan berada di antara kelompok narapidana berikutnya yang akan menghadapi regu tembak. Namun, pihak Indonesia masih tutup mulut tentang kapan eksekusi akan berlangsung dan narapidana asing mana saja yang akan bergabung dengan dua warga Australia itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.