Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diingatkan Tak Beri Perlakuan Khusus ke Proton dan Hendropriyono

Kompas.com - 12/02/2015, 18:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR Dody Reza Alex Noordin tidak mempermasalahkan jika perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton, dengan perusahaan milik Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari, hendak melakukan kerja sama business to business. Namun, dia mengingatkan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla agar tidak memberi perlakuan khusus dalam kerja sama tersebut.

"Selama berlangsung tidak boleh ada perlakuan khusus antara pemerintah pada proton dan PT ACL, misalnya soal tarif. Kalau ini bisnis, maka tidak ada intervensi pemerintah yang mendistorsi," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Dody Reza Alex Noordin, dalam sebuah diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/2/2015) sore.

Namun, jika sejak awal kerja sama ini bertujuan untuk membangun Mobil Nasional, Dody meyakini kerja sama tidak akan berjalan dengan baik. Menurut dia, Proton tidak akan cocok untuk dijadikan mobil nasional. Menurut dia, akan lebih baik jika pemerintah menggandeng perusahaan otomotif dari negara yang lebih besar seperti dari Korea Selatan atau Tiongkok. Namun kandungan teknologi yang ada di dalamnya, kata dia, harus mengakomodir teknologi lokal.

"Proton pangsa pasarnya hanya 17,1 persen. Jangan-jangan barang yang tidak laku dibuang ke Indonesia buat dapat kebijakan-kebijakan khusus pemerintah," ujar dia.

Apapun bentuk dan tujuan kerja sama ini, lanjut Dody, kehadiran Presiden dalam penandatanganan MoU di Pabrik Proton di Malaysia dianggap patut dipertanyakan.

"Kehadiran Jokowi sebenarnya wajar, tapi kok komunikasi politiknya kurang pas. Sentimen Indonesia dengan Malaysia sedang kurang baik, khususnya soal TKI. Kehadiran presiden jadi kurang baik, ada apa MoU dengan perusahaan swasta ini?" ujar dia.

Sebelumnya, Jokowi sudah membantah perjanjian kerja sama antara Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari bukan ditujukan untuk pengembangan industri mobil nasional. Setelah dikritik banyak pihak, Jokowi meluruskan bahwa apabila dirinya hendak memajukan mobil nasional, dia akan mengangkat Esemka. (Baca: Jokowi: Kalau Mau Bicara Mobil Nasional, Saya Akan Bicara Esemka)

"Kalau bicara mobil nasional, tentu saya akan bicara Esemka," kata Jokowi saat tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/2/2015) dini hari.

Meski Jokowi membantah bahwa Proton akan masuk dalam program mobil nasional, ABCNews melaporkan, dalam sebuah pernyataan tertulis, Proton mengatakan bahwa kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan dan menjalani kerja sama dalam proyek mobnas di Indonesia. Jika penelitian menunjukkan proyek ini layak, maka perusahaan akan menandatangani perjanjian usaha patungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com