Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ke-88 Jokowi-JK: Eksekusi Mati Mencuat di Tengah Polemik Pergantian Kapolri

Kompas.com - 06/02/2015, 16:13 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis

Pemerintahan Jokowi-JK telah genap 100 hari, Selasa (27/1/2015), sejak dilantik pada 20 Oktober 2014. Kebijakan strategis dan langkah politik dari para pejabat baru pemerintahan menjadi sorotan. Kompas.com hari ini menulis 100 artikel yang berisi kebijakan dan peristiwa menonjol yang terjadi dalam 100 hari pemerintahan baru dari hari ke hari.

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sehari setelah Komisi III DPR menyetujui penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Polri, sidang paripurna DPR juga menetapkan hal yang sama. Kini, jalan Budi menuju pimpinan korps Bhayangkara bergantung pada keputusan Presiden Joko Widodo.

Sidang paripurna DPR RI, Kamis (15/1/2015), itu tak menemui kendala berarti. Meski dua fraksi meminta agar pengesahan Budi Gunawan sebagai kepala Polri ditunda, fraksi lain menyetujui penetapan itu. Lagi-lagi, Partai Demokrat mengingatkan bahwa pelantikan Budi Gunawan bisa menjadi pintu untuk melengserkan Jokowi melalui jalur impeachment. (Baca: Demokrat: Melantik Budi Gunawan Jadi Pintu Masuk Memakzulkan Jokowi)

Akan tetapi, dua kubu di DPR, baik yang mendukung maupun yang berseberangan dengan pemerintah, seolah sudah seia sekata tentang pencalonan Budi tersebut. Koalisi Merah Putih maupun Koalisi Indonesia Hebat sama-sama memuluskan jalan Budi menjadi pimpinan Polri. Dalam sidang paripurna, DPR akhirnya menyetujui penetapan Budi sebagai kepala Polri. (Baca: DPR Setujui Tersangka Korupsi Budi Gunawan Jadi Kapolri)

Sementara itu, di Istana Kepresidenan, Presiden Jokowi tampak sibuk meminta pendapat tentang masalah tersebut. Jokowi antara lain bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Di sisi lain, para penolak Budi Gunawan terus melancarkan pendapat tentang status tersangka Budi. Relawan Dua Jari yang dulu mendukung Jokowi "berbalik arah" menentang keputusan Jokowi. Mereka mengancam akan meneror Jokowi jika tidak mendengarkan aspirasi relawan yang meminta Budi batal dilantik. Adapun KPK merasa hanya dijadikan alat kampanye oleh Jokowi. (Baca: Budi Gunawan Jadi Calon Kapolri, KPK Merasa Hanya Dijadikan Bahan Kampanye Jokowi)

Eksekusi mati

Di tengah polemik calon kepala Polri itu, Jaksa Agung HM Prasetyo mengumumkan bahwa pemerintah akan mengeksekusi hukuman mati terhadap enam terpidana kasus narkotika. Permohonan grasi keenam orang itu, lima di antaranya warga negara asing, telah ditolak oleh Jokowi pada Desember 2014. Eksekusi akan dilakukan pada Minggu (18/1/2015) dini hari. (Baca: Minggu, Enam Terpidana Kasus Narkoba Dieksekusi Mati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com